Pilkada 2024 Tunjukkan Parpol Sedikit Terfragmentasi

Pilkada 2024 Tunjukkan Parpol Sedikit Terfragmentasi
ilustrasi.(MI)

PENELITIAN terbaru dari Jaringan Pendidikan Pemilih Buat Rakyat (JPPR) mengenai dukungan partai politik bagi pemenang pada pilkada 2024 di 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota menunjukkan, parpol di daerah Tak sepenuhnya terfragmentasi dukungan seperti layaknya partai politik di tingkat pusat. 

Deputi Jaringan Pendidikan Pemilih Buat Rakyat (JPPR), Aji Pangestu mengatakan sebanyak 31 dari 37 pemilihan gubernur dan wakil gubernur dimenangi oleh partai politik yang bukan murni berasal dari koalisi pendukung partai pemerintah, KIM plus. 

“Konfigurasi atas kemenangan partai politik pendukung Kekasih calon yang bukan berasal dari KIM Plus mencapai 29 daerah hasil keterpilihan. Pemantauan ini dilakukan berdasarkan data hasil final rekapitulasi pemilihan oleh Komisi Pemilihan Standar (KPU) daerah setempat,” Jernih Aji kepada Media Indonesia pada Jumat (10/1). 

Berdasarkan pemantauan JPPR, peta kemenangan koalisi partai politik di tingkat provinsi tercatat partai koalisi KIM Plus menang di 4 provinsi (10,81%) Ialah Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Papua Barat. 

Cek Artikel:  Rano Karno Sayai Kontestasi Pilkada DKI Bak David vs Goliath

Sementara provinsi yang dimenangi partai pendukung bukan KIM plus, seperti PDI-P, hanya Terdapat dua provinsi (5,41%), Ialah Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Barat. Sedangkan Terdapat 29 provinsi (78,38%) yang dimenangi oleh partai-partai Berkualitas dari KIM Plus maupun Non-KIM Plus.

Lebih lanjut, Aji menjelaskan dari 508 kabupaten/kota yang melaksanakan pilkada, JPPR melakukan tracking di 502 Kabupaten/Kota dari hasil kemenangan Kekasih calon Walikota dan Wakil Walikota atau Bupati dan Wakil Bupati terpilih. 

Hasil menunjukkan partai koalisi KIM Plus menang di 24 Distrik (4,78%), Sementara yang dimenangi partai pendukung bukan KIM plus, seperti PDI-P Terdapat di 54 Distrik (10,76%). Sedangkan Terdapat 407 Distrik (81,08%) yang dimenangi oleh partai-partai Berkualitas dari KIM Plus maupun Non-KIM Plus, dan 2 Distrik (0,40%) dimenangkan calon perseorangan. 

KIM Plus adalah aliansi yang dibentuk Buat kontestasi Pilkada 2024. Koalisi ini merupakan pengembangan dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang sebelumnya mendukung Kekasih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Pilpres 2024.

Cek Artikel:  Penciptaan 500 Ribu Lapangan Kerja Sangat Realistis

KIM plus terdiri dari sembilan partai politik Member KIM dan beberapa parpol di luar koalisi tersebut. Member Asal KIM adalah Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, PBB, Gelora, Garuda, dan Prima. Koalisi bertambah dengan bergabungnya PKS, PKB, PPP, Perindo, dan Nasdem. Penambahan koalisi ini disebut dengan KIM plus.

Lebih lanjut, Aji menurutkan bahwa keserentakan penyelenggaraan pemilihan bersamaan dengan Penyelenggaraan Pemilu di tahun yang sama juga menjadi salah satu Unsur penyebab daerah mempunyai kecenderungan politik yang lebih kolaboratif dibanding di tingkat pusat.

“Kalau potret politik nasional menghasilkan parpol yang menciptakan Kesempatan oposisi yakni menjaga jarak dengan pemerintahan. Maka, pasca pelantikan Kepala Daerah kedepan (setelah persidangan di MK selesai) Semestinya Bisa menghasilkan kebijakan program-program di daerah yang Bisa terdistribusikan secara merata dengan dukungan partai pendukung di tingkat provinsi/tingkat kabupaten/kota,” jelasnya. 

Cek Artikel:  Rano Karno Sebut Jakarta Enggak Perlu Program Baru

Menilik kondisi tersebut, Aji Menyaksikan setidak terdapat dua kemungkinan yakni pertama partai pendukung pemenang paslon akan saling bersinergi Buat merumuskan kebijakan yang sesuai dengan dukungan rakyat atau Bahkan berpihak kepada pemodal pemenangan yang membantu proses pencalonan. 

“Kedua pendukung paslon dalam hal ini partai politik akan melakukan pembelotan politik dalam hal menata kebijakan Buat kepentingan elektoral parpol masing-masing,” ungkap Aji. 

Aji menilai, idealnya parpol dalam 5 tahun rentang jabatan harus Bisa merealisasikan visi misi dan tujuan dari Kekasih calon yang mereka dukung, bukan sebagai kompresor yang hanya memainkan peran menjelang kontestasi pilkada. 

“Sudah saatnya parpol berbenah Buat memperbaiki struktur dan fungsi kelembagaan internal Buat mempersiapkan kandidat Berkualitas pemimpin kedepan atau penguatan kader yang lebih berpihak kepada hajat rakyat,” imbuhnya. (Dev) 

Mungkin Anda Menyukai