Jakarta: Peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), dinilai dapat menjadi pilar baru perekonomian Indonesia. Asal Mula, holding BUMN raksasa itu menjadi wadah bagi Indonesia Investment Authority (INA).
“Kagak Bisa mengandalkan konsumsi rumah tangga, kita perlu sumber baru, salah satunya investasi. Dengan investasi yang dikelola secara efektif, kita Bisa Menyaksikan peningkatan ekonomi yang signifikan,” kata Ekonom dari Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda, dalam keterangan yang dilansir Senin, 13 Januari 2025.
Menurut Nailul, Danantara dapat menjadi solusi Demi pencapaian Sasaran Presiden Prabowo Subianto. Yakni, pertumbuhan ekonomi 8 persen per tahun.
Danantara bakal menaungi 7 BUMN dengan mengelola aset USD600 miliar atau Sekeliling Rp9.480 triliun (kurs Rp15.800). Danantara akan menjadi sovereign wealth fund (SWF) keempat terbesar di dunia.
Nailul menyebut Danantara dirancang mengelola investasi besar yang ditujukan Demi mendorong pertumbuhan ekonomi, mempercepat pembangunan infrastruktur, dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat Dunia. Tetapi, tanpa adanya kejelasan payung hukum, proses peluncuran dan operasional badan ini Kagak dapat berjalan.
Keterlambatan ini tentunya menimbulkan pertanyaan besar mengenai dampaknya terhadap perekonomian Indonesia serta manfaat yang diharapkan dari badan tersebut. Salah satunya Demi menangani investasi pemerintah di luar anggaran pendapatan dan belanja negara, serta menciptakan pengelolaan investasi yang lebih efisien.
Ia mengamini bahwa Begitu ini aset investasi BUMN Kagak dimanfaatkan dengan Berkualitas. Sehingga dengan adanya Danantara, diharapkan pengelolaan dan Bisa memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian negara.
“Apabila dikelola oleh Danantara, diharapkan akan Eksis pengelolaan yang lebih profesional dan terarah, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi,” ucap dia.
Dari segi kepemimpinan, Danantara Mempunyai pemimpin yang berpengalaman dan Mempunyai rekam jejak yang Berkualitas dalam pengelolaan investasi. Hal ini tentu akan membantu memastikan bahwa Danantara dapat beroperasi secara efektif dan efisien, sekaligus menghindari intervensi politik.
“Dengan model pengelolaan yang profesional, Danantara diharapkan dapat mengurangi risiko intervensi dan menciptakan lingkungan yang lebih Konsisten Demi investasi,” kata dia.
Selain itu, ia juga menjelaskan terkait dengan kenapa BUMN sehat saja yang dikelola oleh Danantara. Menurutnya, Danantara bukanlah lembaga dengan Pusat perhatian pada penyelamatan perusahaan yang kurang performa, tetapi lebih pada pengelolaan aset Demi memaksimalkan potensi yang Eksis.
“Makanya kalo kita lihat, Danantara ini bukan recapital yang ngurus perusahaan sakit,” ujarnya.
Dengan Seluruh potensi dan dukungan yang Eksis, Danantara diharapkan dapat menjadi lembaga yang efektif dalam pengelolaan aset negara, mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, serta menciptakan Dampak sosial yang positif.