KEKERINGAN yang melanda wilayah Kabupaten Indramayu membuat petani mengalami kerugian.
Didi Casmadi, petani asal Desa Karangmulya, Kecamatan Kandanghaur,
Kabupaten Indramayu menjelaskan tanaman padi yang ditanam di lahan
seluas setengah hektare miliknya sudah dipastikan puso. “Sudah
tidak bisa diselamatkan lagi. Tanaman padi sudah kering dan tanahnya
pun retak-retak,” tuturnya, Selasa (27/8).
Usia tanaman padi yang puso, lanjut dia, sudah mencapai 45 hari. Dari
umur itu, sudah hampir sebulan tanaman padinya tidak mendapatkan air.
Baca juga : 12 Kecamatan di Kawanggung Rawan Kekeringan
“Ya pasti merugi karena saya sudah mengeluarkan Rp5 juta untuk
pengolahan lahan hingga pemupukan pertama,” tambahnya.
Begitu disinggung mengenai asuransi, Didi mengaku mendapatkan informasi
bahwa yang mendapatkan klaim asuransi hanya yang melakukan tanam pada
Agustus. Sementara dirinya menanam pada Juli. Kondisi ini cukup aneh karena petani sebelumnya disuruh untuk melakukan percepatan tanam.
Sementara itu Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan
Kandnaghaur, Waryono, menjelaskan areal tanaman padi di wilayahnya yang
mengalami puso mencapai 578 hektare. “Puso tersebar di lima desa di
Kecamatan Kandanghaur, yakni Desa Karanganyar, Karangmulya, Wirakanan,
Wirapanjunan dan Pranti.”
Baca juga : Luas Sawah Puso di Kabupaten Indramayu Lalu Bertambah
Mengenai asuransi pertanian, Waryono menjelaskan klaim asuransi bisa
diberikan jika petani melakukan tanam pada Agustus. Sementara petani di
daerahnya melakukan tanam sejak Juli.
“Selain merugi, petani juga kehilangan pendapatan karena tak bisa panen. Padahal, harga gabah di musim gadu biasanya tinggi,” tambahnya.
Waryono berharap pemerintah bisa memberikan bantuan bagi petani yang lahannya mengalami gagal panen, sehingga mereka memiliki modal untuk melakukan tanam musim tanam rendeng mendatang.