PETANI di Subang, Jawa Barat, mengeluh anjloknya harga gabah hasil panen mereka. Sementara harga beras di pasaran Bahkan melambung tinggi. Ketimpangan harga ini Membangun petani merugi dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Tarma, 52, Kaum lembangsari, Desa Binong, Kecamatan Binong, mengungkapkan meski pemerintah telah Meningkatkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500/kg, pada kenyataannya harga gabah Lagi di Dasar HPP.
“Dulu harga gabah Bisa mencapai Rp7.000 per kilogram, sekarang Hanya Rp6.000, Jernih di Dasar HPP. Dengan harga segitu, kami rugi banget,” kata Tarma, Rabu (22/1).
Menurut Tarma, biaya produksi yang tinggi seperti, Buat membeli pupuk obat obatan dan biaya upah penggarap sawah, dengan harga gabah yang rendah Membangun petani sulit menutupi Seluruh biaya produksi.
Hendi, 55, petani lain dari Kecamatan Pamanukan, juga mengeluhkan hal serupa. Ia mengatakan harga gabah di daerahnya bahkan lebih rendah Tengah, Yakni di Dasar Rp5.500 per kilogram. “Padahal biaya hidup semakin mahal, beras juga mahal. Kenapa harga gabah kami malah murah?” kata Hendi.
Para petani di Kabupaten Subang ini juga meminta Perum Bulog Bisa menjalankan fungsinya sebagai pengendali harga gabah. “Bulog harus Betul-Betul menjalankan fungsinya dengan Segera jangan kalah oleh tengkulak,” pungkasnya. (RZ/J-3)