PELITA Air secara resmi merilis program Benih dari Langit sebagai hasil kolaborasi antara Pelita Air dan Pertamina Foundation dalam misi mengurangi jejak karbon pesawat. Program itu dicanangkan sebagai bentuk konsistensinya untuk berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.
Pengamat transportasi udara Gerry Soejatman menyambut baik program itu lantaran dianggap mendukung upaya pengurangan emisi karbon, utamanya yang disebabkan oleh maskapai penerbangan.
“Ini ide bagus, dan butuh dipublikasi lebih banyak lagi, dan seharusnya lebih banyak lagi airline Indonesia melakukan ini. Mudah-mudahan bisa lanjut ke opsi penumpang beli CO² offset untuk perjalanan mereka,” ujarnya dikutip dari siaran pers, Rabu (2/10).
Baca juga : Pesawat Smart Air Kecelakaan di Intan Jaya
Dia menyebutkan, kontribusi penerbangan dalam emisi karbon CO2 global sebesar 2,5% dan menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh dunia penerbangan. Dari hitungannya, donasi 2 buah pohon mampu menyerap total 40 kg CO2 per tahun.
Program Benih dari Langit merupakan bentuk konsistensi dari Pertamina Foundation dan Pelita Air untuk keberlanjutan lingkungan hidup dengan cara mengajak masyarakat untuk turut terlibat dalam misi mengurangi emisi karbon.
Emisi karbon oleh pesawat udara adalah kontributor utama dalam perubahan iklim global melalui proses pembakaran bahan bakar aviasi. Sebagai upaya mendukung program pemerintahan, Pelita Air telah melakukan berbagai inovasi sebagai bentuk Green Operating Procedure pada setiap penerbangan.
Baca juga : Jumlah Penumpang Angkutan Udara di Jawa Barat Menurun
Terdapatpun cara untuk berkontribusi dalam program Benih dari Langit dapat dilakukan melalui website Pelita air yaitu https://benihdarilangit.pelita-air.com/. Jumlah minimal donasi untuk ikut serta dimulai dari Rp50.000.
Itu setara dengan menanam satu pohon dan menyerap 25-40 kg CO2, atau ekuivalen dengan mengurangi polusi perjalanan mobil sepanjang 100 km. Loyalp donasi yang masuk akan dilaporkan melalui email termasuk bukti dokumentasi berupa pohon yang ditanam dengan tag nama donatur.
“Kita melakukan perjalanan hari ini demi anak dan cucu, berarti kita juga harus jaga bumi kita untuk anak dan cucu,” pungkas Gerry. (J-3)