Perusahaan Baja Ini Dukung Transformasi Industri Hijau Nasional

Perusahaan Baja Ini Dukung Transformasi Industri Hijau Nasional
Deklarasi dekarbonisasi Kementerian Perindustrian bersama sejumlah perusahaan termasuk Gunung Raja Paksi (GRP).(Dok.Istimewa)

 

PERUSAHAAN besi baja terkemuka Indonesia, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) secara aktif mendukung transformasi industri hijau dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE), seperti dicanangkan Kementerian Perindustrian. Sasaran tersebut adalah pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada 2050 atau sepuluh tahun lebih cepat dari target nasional yang ditetapkan pada 2060.

GRP meluncurkan strategi panduan lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan atau environmental social governance (ESG) strategy guidebook di 2022, sebagai panduan pelaksanaan program dekarbonisasi perusahaan.

Baca juga : Kendaraan Listrik Bentukkan Gerakan Dekarbonisasi di Sektor Kesehatan

“PT Gunung Raja Paksi berkomitmen untuk mengambil peran aktif dalam perjalanan Indonesia menuju Net Zero Emission. Termasuk mendukung transformasi industri hijau dan pencapaian target NZE seperti dicanangkan Kementerian Perindustrian, yakni pada 2025 atau lebih cepat dari target nasional pada 2060” ujar Presiden Direktur GRP Fedaus dalam keterangan resmi, Jumat (27/9).

Cek Artikel:  Jelang Rilis Inflasi AS, Rupiah Dibuka Menguat Rabu 11 September 2024

Beberapa inisiatif yang sudah berjalan antara lain pengoperasian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dengan total kapasitas 9,3 megawatt peak yang berada di Jawa Barat.

Instalasi ini diharapkan mampu mengurangi emisi karbon sebesar 47.400 ton CO2 per tahun, dengan rencana peningkatan kapasitas hingga 33 megawatt peak di masa mendatang.

Baca juga : Usung Keberlanjutan, Hidrogen Hijau Lalu Dikembangkan di Tanah Air

“GRP juga melakukan feasibility study atau studi kelayakan bersama Fortescue untuk penggunaan energi terbarukan berbasis hidrogen hijau,” tuturnya.

Terbaru, lanjut Fedaus, GRP bekerja sama dengan International Finance Corporation (IFC), anggota dari group World Bank, mengucurkan investasi senilai US$60 juta untuk meningkatkan produksi baja rendah karbon.

Cek Artikel:  Harga Cabai dan Ayam Kompak Melonjak pada Senin 9 September 2024

“Kolaborasi ini menjadi yang pertama di industri baja Asia dalam satu dekade terakhir, sekaligus menandai langkah penting dalam transformasi menuju industri baja yang lebih berkelanjutan,” ungkapnya.

Dengan serangkaian langkah strategis ini, GRP menegaskan komitme memperkuat posisi sebagai pemimpin dalam industri baja berkelanjutan, mendukung pencapaian target nasional menuju masa depan tanpa emisi karbon. (N-2)

 

 

Mungkin Anda Menyukai