Pertamina EP Cepu Tanam 180 Ribu Pohon untuk Tekan Emisi Karbon

Pertamina EP Cepu Tanam 180 Ribu Pohon untuk Tekan Emisi Karbon
Pertamina EP Cepu melakukan penanaman 180 ribu pohon untuk kurangi emisi karbon.(Pertamina EP Cepu)

Sebagai upaya mendukung agenda global mengurangi emisi karbon, PT Pertamina EP Cepu menanam 180 ribu pohon di atas lahan seluas 165 hectare di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. 

Kegiatan yang dilaksanakan, pada Jumat (23/8), itu merupakan wujud nyata dari komitmen PEPC dalam memenuhi kewajiban penggunaan kawasan hutan atas pembangunan fasilitas proyek pengembangan gas lapangan unitisasi Jambaran Tiung Biru.

Penanaman kembali berupa Pohon Pinus, Balsa, Alpukat, Nangka, Bangsan, Petai dan Trembesi dengan menggunakan polybag ramah lingkungan sebagai media persemaian dan percepatan penanaman dengan teknologi hydrogel sehingga tanaman tetap bertahan di musim kemarau. Selain bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rimba Kawi Mulyo Desa Pijombo untuk pemanfaatan pupuk dari ternak warga, Blitar, PEPC juga melakukan pendampingan program pemberdayaan kelompok masyarakat Masyarakat Acuh Api untuk menjaga risiko kebakaran hutan.

Cek Artikel:  Birui Transaksi PBK Letih Rp25.680 Triliun

Baca juga : Para Ilmuwan Ingatkan Akibat Dunia dari Deforestasi

Dalam sambutannya, Dirjen Pengelolaan Daerah Kategori Sungai dan Rehabilitasi Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dyah Murtiningsih menyebutkan bahwa kondisi bumi saat ini sudah sangat memprihatinkan akibat kegiatan manusia yang tidak bijak dalam mengelola alam. 

Hal itu kemudian menimbulkan dampak perubahan iklim yang menyebabkan berbagai bencana. Para pemimpin dunia dalam Paris Agreement sepakat menurunkan emisi sebagai salah satu penyebab terbesar dalam perubahan iklim. Indonesia memiliki target pengurangan emisi gas rumah kaca yang ditetapkan dalam Nationally Determined Contributions (NDC) sebesar 32% dengan upaya sendiri dan 42% dengan dukungan internasional. 

“Sasaran ini tidak akan mungkin dapat dicapai tanpa kolaborasi dari berbagai pihak, yakni pemerintah pusat, daerah, swasta maupun masyarakat. Hari ini kita menyaksikan penanaman pohon yang dilakukan oleh Pertamina EP Cepu, sebagai upaya menekan emisi. Inilah yang saya sebut sebagai Collaboration for Sustainability, semua bergandeng tangan melakukan aksi kebaikan untuk bumi dan generasi mendatang,” ujar Dyah. 

Cek Artikel:  Tips Bentukkan Rumah Pertama buat Anak Muda, Manfaatkan KPR Solusi BRI

Baca juga :  Indonesia Hasilkan Rancangan Kebijakan Transisi Daya untuk Dunia

Lebih lanjut Dyah menjelaskan bahwa saat ini kondisi lingkungan di Indonesia sangat memprihatinkan dengan 12,7 juta hektare lahan kritis yang berdampak adanya banjir dan tanah longsor. 

“Melalui kewajiban PPKH untuk perusahaan, kami berharap lahan kritis ini dapat berkurang. Di sisi lain masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi yang begitu besar dari tanaman ini, tolong dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” tambahnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Penting PEPC Muhamad Arifin mengatakan kegiatan penanaman ini merupakan cerminan dari prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang menjadi dasar perusahaan dalam menjalankan operasi dan produksi minyak dan gas bumi.

Cek Artikel:  Muhammadiyah-Panin Dubai Syariah Teken Kerja Sama Layanan Perbankan

Baca juga : Dukung Indonesia Menuju Net Zero Carbon dengan Tanam Pohon Trembesi

“Ini sekaligus menjadi komitmen berkontribusi dalam kinerja keberlanjutan dengan menurunkan emisi karbon dan memperbaiki kualitas lingkungan, mematuhi aturan yang berlaku dan menyejahterakan masyarakat local,” tutur Arifin. 

Sektor hulu migas memegang peranan penting untuk program pengurangan emisi. Dia mengatakan di sepanjang  2023, Regional Indonesia Timur telah melakukan sekitar 25 inovasi di operasi yang berhasil menurunkan emisi hingga 76.467 ton C02 eq. 

“Kami juga telah menerapkan teknologi CCUS di Lapangan Sukowati yang saat ini sudah berhasil di fase awal yakni huff and puff, yang merupakan tahap pertama sebelum fase CO2 interwell injection dan CO2 injection full scale,” jelasnya. (Z-11)

Mungkin Anda Menyukai