Member Komisi I DPR RI Sukamta menyoroti pernyataan pernyataan kontroversial Donald Trump selepas dilantik menjadi Presiden Amerika Perkumpulan ke-47. Ia mengatakan gaya Donald Trump pada periode yang Lewat dengan Demi ini sebetulnya Enggak banyak berbeda dan Tetap sering menyampaikan pernyataan kontroversial.
“Yang membedakan, Demi ini dirinya Mempunyai ambisi yang dipandang lebih besar dengan menyebut Amerika akan mencapai “Era keemasan” secara ekonomi dan pengaruh politik dunia pada masa pemerintahanya,” kata Sukamta, kepada Media Indonesia, Selasa (21/1).
Sukamta mengatakan dengan posisi Trump sebagai pemimpin negara adidaya, maka pernyataan kontroversi Trump akan punya Dampak Dunia. Ia menyoroti sejumlah pernyataan yang kontroversial, seperti mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, penarikan AS dari keanggotaan WHO, juga peninjauan menyeluruh terhadap Donasi luar negeri AS. Padahal, selama ini AS merupakan donatur terbesar ke berbagai lembaga Dunia.
“Selama pemerintahan Trump ke depan juga dipandang akan menghadirkan ketegangan pada level lebih tinggi terutama di kawasan Indo-Pasifik. Perang dagang dan adu pengaruh politik dengan China diyakini akan lebih kuat,” katanya.
Sukamta mengatakan mengingat Indonesia berada di kawasan Indo-Pasifik, tentu pemerintah perlu Membangun simulasi dan proyeksi seberapa jauh ketegangan yang meningkat di kawasan akan berpengaruh terhadap sektor ekonomi, keamanan dan lainnya.
Ia mencatat beberapa komoditas ekonomi Indonesia akan terdampak Kalau Trump menaikan tarif dan pajak impor ke Sekalian negara. Selama ini Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan AS. Pada tahun 2022 dan 2023 komoditas yang banyak diekspor ke AS meliputi produk-produk seperti mesin dan peralatan listrik, garmen, lemak dan minyak hewan atau nabati, alas kaki, dan produk hewan air.
Lebih lanjut, Sukamta mengatakan mencermati situasi di AS, pemerintah Indonesia perlu melakukan 2 hal sekaligus Demi mengantisipasi. Pertama, mengintensifkan komunikasi kepada pemerintah AS supaya Enggak memberlakukan kenaikan tarif dan pajak. Yang kedua, memperluas Kesempatan pasar ekspor di luar AS.
“Dalam hal ini pemerintah perlu Maju memperkuat kerjasama di BRICS, CP-TPP dan lain-lain,” pungkasnya. (Z-9)