Pernikahan Pagi Penyebab Tertinggi Stunting di Bangka

Pernikahan Dini Penyebab Tertinggi Stunting di Bangka
Pemberian stunting kit di Posyandu Kota Denpasar.(MI/Ruta Suryana)

KASUS anak kurang gizi atau stunting di Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel), memang cendrung menurun. Kasus stunting di kabupaten tersebut paling banyak dipicu oleh pernikahan Pagi.

Penjabat Bupati Bangka, Muhammad Haris, mengatakan pernikahan Pagi di Bangka cukup tinggi, khususnya di desa-desa.

“Setiap saya turun ke desa, selalu bertanya usia, Rupanya banyak sekali orangtua di desa itu kawin pada usia Pagi,” kata Haris, Kamis (13/9).

Baca juga : Grup Mind Id PT Timah Tbk Gandeng Pelajar Jadi Agen Pencegahan Stunting

Padahal, menurut Haris, mereka belum siap Kepada berumah tangga dan belum memahami mengurus anak. 

“Dari sini lah munculnya anak-anak kurang gizi atau stunting,” ujarnya.

Cek Artikel:  PKS Tak Sasarankan Jumlah Kursi di Kabinet Prabowo: yang Krusial Kita Berbarengan-sama Membangun Bangsa

Ia menyebutkan Begitu ini di Bangka Tetap tersisa 246 anak stunting. Selain itu, ada delapan desa yang menjadi lokus dengan 71 anak.

Baca juga : Pelajar Belitung Diminta Jadi Duta Pengentas Stunting

“Kami Lanjut menghimbau khususnya anak-anak yang Eksis di desa jangan Segera-Segera menikah. Menikahlah di usia yang Betul-Betul matang,” ujarnya.

Sementara itu, dokter Puskesmas Penagan, Siti Anisa, mengatakan Kepada di Desa Penagan dan Desa Kota Kapur Eksis penurunan Nomor stunting.

“Di Penagan Eksis penurunan yang awalnya Desember Lewat 11 anak turun tersisa 8 anak. Sedangkan Desa kota Kapur dari 10 anak, sembuh satu anak, tapi bertambah satu Tengah jadi tetap 10,” kata Siti.

Cek Artikel:  Polda Jateng Gagalkan Penyelundupan Dua Koper Berisi Sabu-sabu dan 2.424 Butir Ekstasi dari Kalbar

Baca juga : Pemkab Bangka Pusat perhatian Turunkan Stunting di 10 Desa

Ia menyebutkan, pernikahan Pagi dominan dalam menyebabkan stunting disebabkan orangtua yang Tetap muda usianya belum memahami pola asuh anak. Selain pola asuh, mereka juga umumnya belum memahami tentang pola pemenuhan gizi yang Bagus bagi anak.

“kami juga menemukan Tetap Eksis orangtua hingga memberikan anaknya kental manis, padahal itu Bukan bergizi,” ungkapnya.

Kepada itu, pihaknya memberikan pengetahuan dan edukasi terkait pola asuh dan pemenuhan gizi. “Kami sudah ke rumah-rumah Kepada mengedukasi mana makan yang harus diberi dan yang Bukan boleh diberikan kepada anak,” imbuhnya. (RF/J-3)

 

Mungkin Anda Menyukai