Pernah Dengar Istilah Anak Emas Simak Yuk Penjelasannya

Pernah Dengar Istilah Anak Emas? Simak Yuk Penjelasannya
ilustrasi(pexels)

APAKAH Anda pernah mendengar istilah anak emas? Atau Eksis Sahabat yang sering menjuluki orang lain sebagai anak emas? Nah hal itu Rupanya terjadi berawal dari sikap pilih kasih yang diberikan oleh seseorang, utamanya orang dewasa. Apabila sikap tersebut Lalu dilakukan akan memunculkan sindrom anak emas (Golden Child Syndrome).

Melansir dari situs gaya hidup Best Life, Senin (14/5), para Ahli terapi mengatakan hal ini sangat memengaruhi Interaksi anak dengan Kerabat kandung dan orangtua.

“Dinamika ini dapat menimbulkan beberapa konsekuensi yang Kagak diinginkan,” kata Becca Reed, seorang Ahli terapi kesehatan mental dan trauma perinatal.

Baca juga : Orangtua Harus Bijak Demi Kenalkan Gawai ke Anak

Reed mengatakan anak emas sering menginternalisasi keyakinan bahwa Kasih dan penerimaan bergantung pada kemampuan mereka Buat memenuhi Asa. Sehingga dapat mengakibatkan kecemasan yang ditandai dengan perfeksionisme, tekanan kuat Buat mencapai prestasi yang berlebihan, dan kebutuhan yang berlebihan akan validasi. 

“Di masa dewasa, pola-pola ini dapat memengaruhi kesehatan mental, Interaksi, dan identitas diri mereka,” ucap Reed.

Seorang psikoterapis berlisensi yang berbasis di Studio City, California, Rachel Goldberg, mencatat Sindrom Anak Emas bukan Penaksiran yang diakui oleh Diagnostic Statistical Manual (DSM). DSM merupakan suatu standar yang digunakan para pekerja di bidang kesehatan mental Buat mendiagnosis masalah seseorang.

Baca juga : Keluarga Kita Gandeng ParagonCorp Luncurkan Beasiswa Pelatihan Guru

Lewat, apa tanda-tanda sindrom anak emas dan bagaimana Metode mengatasinya?

1. Orangtua sering kali memuji dan terang-terangan mendukung anak emas

Goldberg menyebut sindrom anak emas biasanya mengacu pada dinamika keluarga di mana satu anak disayangi dan menerima perlakuan istimewa dibandingkan Member keluarga lainnya. Hal ini biasanya paling mudah dikenali ketika anak emas Mempunyai Kerabat kandung yang Kagak menerima perlakuan yang sama.

“Anak emas akan menerima banyak pujian. Bahkan yang kecil sekalipun akan disemangati dan menjadi perhatian Segala orang,” katanya.

Baca juga : Yuk Pahami Apa Itu Parenting dan Tipsnya

Cek Artikel:  Risiko Penyakit pada Musim Pancaroba Meningkat, Apa yang Perlu Diwaspadai

2. Anak emas punya tanggung jawab dan konsekuensi yang berbeda

Seringkali, anak emas diprioritaskan dan dipandang sebagai anak yang “sempurna”. “Hal ini sering kali disertai dengan banyak Asa dan tanggung jawab, karena anak ini dipandang sebagai kebanggaan keluarga. Anak diajarkan Buat memenuhi standar yang tinggi dan mewakili cita-cita keluarga,” ungkap Reed.

“Hal ini dapat menghasilkan identitas yang sangat terkait dengan menyenangkan orangtua dan mencapai visi kesuksesan mereka,” lanjut reed.

Tetapi, Eksis dua kemungkinan yang Pandai terjadi. Terkadang, anak emas diberi tanggung jawab yang lebih kecil dan konsekuensi yang lebih kecil dibandingkan Kerabat kandungnya, berkat status istimewa mereka. 

Baca juga : Anak Sedang Tantrum? Moms Pandai Coba Metode Ini

“Anak emas bebas melakukan hal yang lebih sedikit. Buat aturan yang dilanggar, konsekuensinya kurang diakui,” tutur Goldberg.

3. Kerabat kandung sering dibandingkan secara negatif

Terkadang orangtua Pandai membandingkan anak-anak mereka secara terang-terangan. “Contohnya adalah, ‘Mengapa Anda (anak yang bukan “favorit” mereka) Kagak Pandai belajar sebanyak kakakmu (anak emas)?’” kata Goldberg.

Selama bertahun-tahun, hal ini dapat mengikis Interaksi Kerabat kandung, menggantikan kasih sayang dan persahabatan dengan kepahitan dan kecemburuan.

Lebih lanjut, Goldberg mengatakan seiring bertambahnya usia, mereka mungkin akan lebih banyak bertengkar karena saudaranya Kagak Kembali menerima “peran” mereka sebagai anak yang kurang disukai. 

4. Orang Uzur memproyeksikan Asa dan impian pada anak

Seringkali, orangtua bergantung pada anak emas, karena melalui anak emas, mereka Menonton Metode Buat memenuhi Asa, impian, dan aspirasi yang Kagak terpenuhi. Semakin sukses anak emas, semakin besar kemungkinan orangtua melekat pada rasa pencapaian Berbarengan. Karena anak emas membawa kejayaan pada keluarga.

“Hal ini dapat diwujudkan melalui anak yang menjadi atlet berprestasi, menarik secara fisik, atau berprestasi di sekolah. Kesuksesan anak dipandang sebagai perpanjangan tangan keluarga mereka,” kata Brianna Paruolo, psikoterapis dalam praktik swasta di On Par Therapy NYC, AS.

Cek Artikel:  Mengajarkan Bahasa kepada Anak Sebaiknya Melalui Interaksi Langsung

Sehingga Kagak heran apabila anak emas sering dikaitkan dengan orangtua yang narsistik.

5. Menuntut pujian yang sama dari orang lain

Terlalu banyak memberikan pujian pada anak emas akan Membikin mereka merasa orang lain juga harus memuji. Mereka akan merasa kesal Apabila orang di luar keluarganya Kagak bereaksi dengan Metode yang sama.

“Anak emas mungkin kesulitan memahami mengapa mereka Kagak dipuji sesering di sekolah, di Grup pertemanan, atau di tempat kerja,” kata Goldberg.  

“Mereka mungkin mencari pujian dan merasa bingung mengapa hanya sedikit orang di luar rumah yang mengakui betapa menakjubkannya mereka,” lanjutnya.

6. Tumbuh menjadi perfeksionis

Sikap perfeksionisme juga menjadi Tanda anak emas. Mereka akan berusaha mencapai kesempurnaan dan takut akan mengecewakan orangtua. Menurut Reed, harga diri mereka sangat bergantung pada pujian dan pengakuan orangtua.

Tetapi, ini dapat melebar ke Interaksi lain seiring bertambahnya usia. Hanya dengan berprestasi secara berlebihan, serta Kagak melakukan kesalahan, mereka akan merasa diterima dan disayangi oleh orang-orang di kehidupannya.

7. Berusaha menyembunyikan kegagalan

Goldberg menambahkan bahwa anak emas juga berusaha menyembunyikan kegagalan yang dirasakan. “Anak emas, Ingin mempertahankan statusnya, mungkin merasa harus menyembunyikan hal-hal yang mereka rasa dapat mengecewakan orangtuanya, dan mungkin merasa bersalah karena itu,” ucapnya.

Misalnya, mereka mungkin menyembunyikan nilai ujian karena Kagak mendapat nilai A. Mereka juga mungkin bersikap keras pada diri sendiri, dan merasa bahwa Sepatutnya mereka belajar lebih giat Kembali.

8. Mempunyai harga diri yang Renyah

Para Ahli terapi meyakini anak emas sering sangat bergantung pada validasi eksternal. Sehingga ego mereka akan semakin terluka Demi dikritik. 

“Apabila seseorang mengatakan sesuatu yang kasar kepada mereka, atau mereka merasa dikucilkan dari sebuah grup, mereka mungkin merasa negatif terhadap diri mereka sendiri. Mereka merasa mengecewakan, atau telah melakukan sesuatu yang salah,” Terang Goldberg. 

Tetapi, Demi merasa diikutsertakan atau diterima dengan Bagus, mereka tiba-tiba merasa di puncak dunia. Mereka mungkin melakukan apapun Buat mengamankan perasaan validasi eksternal itu.

Cek Artikel:  Ketahui Dulu Risikonya Sebelum Jadi Vegan

9. Mempunyai kesadaran diri yang terbelakang 

Ketika Anda menghabiskan sebagian besar hidupmu Buat menyenangkan orang lain, Anda akan kesulitan mengenal diri sendiri. Oleh karena itu, anak emas Mempunyai sedikit kesadaran diri terkait siapa mereka, apa yang mereka suka dan Kagak suka, dan Ingin menjadi siapa. 

10. Menderita rasa bersalah, kecemasan, atau stres berlebih

Seiring waktu, sindrom anak emas dapat berdampak Kagak baik pada kesehatan mental anak. Paruolo menuturkan, peningkatan stres, kecemasan, dan depresi, karena tekanan kondisi yang mempertahankan status anak emas mereka. 

“Ini merupakan peran rumit bagi anak emas, yang disertai dengan banyak ekspektasi dan kondisi yang luar Normal,” tutur Paruolo.

Mengatasi Sindrom Anak Emas 

Reed mengatakan, terapi adalah awal yang Bagus Buat mengatasi sindrom anak emas. Ahli dapat membantu membangun persepsi diri yang lebih sehat. Tetapi, anak emas juga sebaiknya memprioritaskan eksplorasi diri Demi merencanakan kehidupan ke depan.

“Renungkan nilai-nilai pribadi dan hasrat Buat menemukan kembali jati dirimu,” kata dia.

Ini sangat Krusial terutama Apabila rasa identitasmu telah dipenuhi dengan keinginan Buat menyenangkan orang lain. Jadi, sulit Buat mengetahui apa yang sebenarnya Anda inginkan.

Anda juga perlu menetapkan batasan yang sehat dalam hubunganmu. Reed menyarankan Buat belajar mengatakan “Kagak” tanpa merasa bersalah. Lewat, kelilingi diri sendiri dengan orang-orang yang menghargaimu apa adanya, dan bukan apa yang Anda Lelah. 

Selanjutnya, Krusial Buat membangun rasa kasih sayang pada diri sendiri. Berlatihlah Buat bersikap lembut pada diri sendiri, serta menerima ketidaksempurnaan dan kesalahan sebagai bagian dari menjadi Orang. 

Terakhir, menurut psikolog klinis bernama Paul Losoff, jangan berasumsi pengalaman telah merusakmu.

“Anak emas Pandai tumbuh menjadi seseorang yang sukses dan bijaksana. Mereka telah belajar Buat memenuhi Asa tinggi orangtua. Sebagai orang dewasa, mereka Lalu berkembang dan menjadi seseorang yang luar Normal,” ujar dia.(M-3)

Mungkin Anda Menyukai