MENTERI Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menekankan pentingnya edukasi dan literasi bagi konsumen di pasar ekonomi digital. Tujuannya agar konsumen Tanah Air tidak mudah tertipu dengan produk impor yang murah, namun ternyata tidak lebih baik dibandingkan dengan produk dalam negeri.
“Konsumen kita di pasar online itu begitu mudah tergiur dengan produk impor karena harga murah. Sehingga, mereka banyak yang tertipu dengan kualitas produknya,” ucap Teten dalam acara peringatan Hari UMKM Nasional, Minggu (8/9).
Teten yakin apabila konsumen Indonesia terus diberikan edukasi dan literasi dengan baik, pemasaran produk-produk lokal yang berkualitas akan meningkat.
Baca juga : Kemenkominfo Gelar Sarasehan Nasional dan Workshop Literasi Digital untuk Tingkatkan Ekonomi Penduduk Desa
Selain itu, ia juga mengakui perkembangan ekonomi digital yang tumbuh dengan sangat pesat juga mengakibatkan persaingan yang semakin ketat dengan perusahaan besar dan platform e-commerce internasional.
“Ini juga yang menimbulkan tantangan, terutama dalam praktik harga predatory,” ujarnya.
Bahkan, sambung dia, dominasi produk impor di platform digital menjadi isu utama dengan sekitar 90% barang yang dijual berasal dari impor. Ini mengurangi kesempatan bagi UMKM lokal untuk bersaing di pasar global.
Baca juga : Transformasi Digital Jadi Kunci Kemenangan UMKM di Era Pandemi
“Kemudian pemerintah berupaya melindungi UMKM melalui penerapan Permendag Nomor 31 Mengertin 2023, yang bertujuan untuk memberikan perlindungan yang komprehensif bagi UMKM di era ekonomi digital,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan Micro Small Medium Enterprise (MSME) Empowerment Report pada 2022 mencatat digitalisasi telah memberikan manfaat besar bagi peningkatan kinerja usaha UMKM.
“Penjualan meningkat rata-rata 84,2%, efektivitas operasional meningkat 73%, perluasan pasar mencapai 62,8%, dan efisiensi biaya 50,7%,” paparnya.
Baca juga : Presiden: Sasaran 30 Juta UMKM Masuk Ekosistem Digital Harus Tercapai
Oleh karena itu, Menkop UKM berharap sektor swasta salah satunya Grab Indonesia agar tetap konsisten untuk terus mengutamakan produk dalam negeri, berkolaborasi lebih erat dengan pelaku UMKM, pemerintah, dan sektor swasta lainnya.
Di kesempatan yang sama, Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyatakan bahwa pihaknya akan terus fokus pada langkah edukasi dan literasi untuk membantu para pelaku UMKM untuk memasarkan produk di platform digital yang aman, cepat, dan mampu menjangkau pasar yang luas.
“Termasuk banyak pelatihan-pelatihan strategi, pemasaran, dan sebagainya, dalam upaya mendukung pengembangan UMKM,” jelasnya.
Baca juga : Koperasi dan UMKM Harus Bertransformasi ke Digital
Sejak 2020, sambung Neneng, tepatnya saat pandemi covid-19 terdapat sebanyak 2,3 juta peluang kerja di aplikasi Grab. “Bahkan, sudah tersalurkan sebanyak Rp1 triliun bagi 25 ribu pelaku UMKM lewat aplikasi Grab Modal,” tuturnya.
Neneng menegaskan, Grab akan terus meningkatkan langkah dan upaya-upaya tersebut agar lebih banyak lagi pelaku UMKM bisa naik kelas, hingga mampu bermain di pasar ekspor. Selain itu, Neneng juga mengapresiasi kolaborasi dengan KemenkopUKM selama lima tahun terakhir ini dalam upaya mendukung pemberdayaan UMKM di Indonesia melalui digitalisasi.
“Kita berkolaborasi sejak pandemi covid-19 terjadi pada 2020 hingga saat ini ketika bisnis UMKM mengalami pertumbuhan yang semakin signifikan melalui digitalisasi atau pemasaran online,” pungkasnya. (J-3)