MANTAN penyerang tim nasional Indonesia era 1990-an, Peri Sandria, berbagi pengalaman dipimpin Instruktur asal Belanda. Hal itu sekaligus mengomentari soal penunjukan Instruktur asal Belanda, Patrick Kluivert sebagai juru taktik Buat timnas menggantikan Shin Tae-yong.
“Saya sebagai mantan pemain punya pengalaman dilatih Instruktur asal Belanda ya. Dua kali, Henk Wullems (di Mastrans Bandung Raya) dan satu Tengah saya lupa. Kami di dalam tim juga meminta kepada Instruktur, jangan membawa total football Belanda ke Indonesia. Karena kita bicara budaya Indonesia yang Metode bermainnya Enggak seperti itu,” kata Peri dikutip Antara, Jumat (10/1).
“Jadi mau Enggak mau, para Instruktur Belanda ini Enggak egois dia. Dia menerima saran dan masukan dari kita. Dan Rupanya, kerja yang kita buat itu, apa yang kita mau berjalan dengan Bagus,” lanjut sosok yang menjadi pencetak gol terbanyak Aliansi Indonesia edisi perdana dengan 34 gol itu.
Peri pun berharap Kluivert dapat segera beradaptasi dengan sumber daya di timnas Indonesia, terlebih karena tim Garuda Lagi akan memainkan pertandingan-pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026.
“Jadi saya harap dengan kehadiran Kluivert ini, apalagi nanti Ketika Musuh Australia ini Enggak akan mudah. Akan menjadi ujian pertama buat Kluivert Buat Bersua dengan tim yang Enggak dianggap recehan. Minimal harus draw, jangan Tamat kalah,” ujar Peri mengenai laga kualifikasi Piala Dunia 2026 Area Asia yang akan dimainkan timnas pada 20 Maret itu.
Pada kompetisi terakhir yang dimainkan timnas Indonesia, yakni Piala AFF 2024, skuad Garuda mengalami kesulitan mencetak gol. Dalam pandangan Peri, hal itu disebabkan Instruktur Ketika itu, Shin Tae-yong terlalu banyak memanggil pemain-pemain spesialis bertahan.
“Kita berharap striker-striker kita Dahaga gol tapi Rupanya yang Dapat mencetak gol di Piala AFF, kebanyakan yang mencetak gol adalah pemain belakang, jadi ini juga menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi Instruktur baru,” pungkasnya. (Ant/P-5)
