Percepatan Lelahan SDGs, Kemitraan Jadi Kunci Esensial

Percepatan Capaian SDGs, Kemitraan Jadi Kunci Utama
Presiden Joko Widodo (tengah) menyalami para penampil dalam Welcoming Dinner High-Level Perhimpunan on Multi-Stakeholder Partnerships and Indonesia-Africa Perhimpunan II di Jimbaran, Bali,(Antara)

 

INDONESIA menegaskan pentingnya kemitraan multipihak untuk mempercepat capaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia dan negara-negara berkembang lain.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Vivi Yulaswati, Senin (2/9) di sela perhelatan High-Level Perhimpunan on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) & IAF ke-2 Joint Leaders Session 2024 yang digelar pada 1-3 September 2024 di Nusa Dua, Bali.

Baca juga : Dua Menteri RI akan Berbicara dalam Bali Airshow Special Dialogue

Ketika ini, pencapaian SDGs global menghadapi tantangan besar. Sekretaris Jenderal PBB pada 2023 menyatakan hanya 15% target SDGs yang sesuai jalurnya. Sementara sisanya berjalan mundur dan lebih dari separuh dunia terancam tertinggal.

Cek Artikel:  Lelahan Infrastruktur dalam 10 Pahamn Terakhir Tingkatkan Daya Saing Investasi

“SDGs merupakan platform kolaborasi antar sektor, subsektor, negara, kota, untuk memastikan setiap prosesnya kolaboratif, tidak ada yang tertinggal, untuk eanm tahun ke depan menjelang 2030, perlu contoh konkret, sinergi terus menerus. Di HLF MSP 2024 ini, kita akan mendengarkan solusi dan praktik baik dari masing-masing negara untuk kita adopsi dan terapkan masing-masing,” jelas Vivi.

Berdasarkan laporan Sustainable Development Report 2023, Indonesia kini berada di peringkat ke-75 dunia, naik dari posisi ke-102 empat tahun sebelumnya.

Baca juga : Menguak 6 Keindahan dan Arti di Balik Pakaian Terdapatt Bali

Lebih lanjut, Deputi Vivi memaparkan bahwa dari 226 indikator SDGs yang tersedia datanya, sekitar 77% indikator telah mencapai atau menunjukkan kemajuan. Tetapi masih ada 23% indikator yang memerlukan perhatian khusus, oleh sebab itu kolaborasi dan kerja sama, termasuk lintas negara perlu ditingkatkan.

Cek Artikel:  Indonesia Butuh US14,2 Miliar untuk Tingkatkan Kapasitas Listrik EBT

HLF MSP 2024 menjadi sarana penting, termasuk Indonesia, untuk kolaborasi multipihak, berbagi praktik baik, dan menghasilkan solusi konkret untuk mencapai target SDGs.

“HLF merupakan sarana berbagi pengalaman. Indonesia misalnya punya blue economy framework, circular economy action plan, ini semua merupakan pembelajaran baik untuk kita kolaborasikan. Pembangunan dalam konteks SDGs memerlukan transformasi, Indonesia sudah menyiapkan itu semua dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, ini semua sangat layak kita diskusikan, termasuk juga mendengar berbagai kemajuan pesat yang terjadi di negara-negara Afrika,” pungkasnya.(N-2)

 

Mungkin Anda Menyukai