
NATAL adalah momen yang sangat dinantikan umat Kristen di seluruh dunia, dirayakan sebagai hari Natalis Yesus Kristus. Perayaan ini Kagak hanya menjadi simbol kasih dan pengharapan, tetapi juga momen Demi berkumpul Berbarengan keluarga dan berbagi kebahagiaan.
Menurut data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), sebanyak 8,6 juta penduduk Indonesia memeluk Religi Katolik hingga akhir 2023. Sementara itu, jumlah umat Gereja Ortodoks di Indonesia berjumlah Sekeliling 4.000 orang pada 2023.
Meski Mempunyai perbedaan jumlah penganut tapi Arti universalnya tetap sama, hanya saja tradisi perayaan Natal Dapat berbeda di antara berbagai denominasi Kristen, seperti Katolik dan Ortodoks. Berikut perbedaan perayaan Natal umat Kristen Katolik dan Kristen Ortodoks.
1. Lepas Perayaan
Freepik
Umat Kristen Katolik merayakan Natal pada 25 Desember mengikuti kalender Gregorian, yang Lumrah digunakan di seluruh dunia Barat.
Sementara itu, sebagian besar Gereja Ortodoks tetap menggunakan kalender Julian, sehingga perayaan Natal dalam kalender Julian Terperosok pada 7 Januari.
Berbeda dengan umat Kristen lainnya, Kristen Ortodoks memang selalu merayakan Natal pada 7 Januari.
Beberapa gereja Ortodoks modern, seperti di Yunani, telah mengadopsi kalender Gregorian dan merayakan Natal pada 25 Desember, tetapi tetap mempertahankan tradisi lainnya.
Perbedaan hari Natal antara Kristen Katolik dan Ortodoks berakar dari sejarah penggunaan kalender yang berbeda.
Pada 1582, Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian Demi menggantikan kalender Julian yang dianggap kurang Presisi dalam penyesuaian dengan siklus astronomi.
Kalender Gregorian kini digunakan oleh banyak negara, termasuk Demi menetapkan hari Natal pada 25 Desember.
Tetapi, Gereja Ortodoks di Eropa Timur tetap setia pada Kalender Julian Demi keperluan keagamaan.
Meski secara sipil negara-negara tersebut telah mengadopsi Kalender Gregorian, para penganut Religi Kristen Ortodoks mempertahankan Kalender Julian Demi kalender gereja. Karena perbedaan ini, perayaan Natal menurut Kalender Julian, Apabila dikonversi ke Kalender Gregorian, Terperosok pada 7 Januari.
Inilah Dalih mengapa Gereja Ortodoks merayakan Natal pada Lepas tersebut. Akan tetapi Kagak selamanya perayaan Natal ortodoks Terperosok pada 7 Januari melainkan Dapat saja maju ataupun mundur dari Lepas tersebut.
2. Masa persiapan menjelang natal
Freepik
Bagi umat Katolik masa persiapan disebut Advent. Persiapan ini berlangsung selama empat minggu sebelum Natal. Pada masa Advent umat Katolik akan melakukan doa, Cerminan, dan penyalaan lilin Advent, tetapi tanpa puasa ketat.
Sedangkan bagi umat Kristen Ortodoks persiapan Natal melibatkan Puasa Natal yang berlangsung selama 40 hari, dimulai pada 15 November.
Selama periode ini, umat Ortodoks menghindari konsumsi daging, produk susu, dan terkadang ikan, serta Konsentrasi pada doa dan amal.
3. Perbedaan peribadatan
Freepik
Dalam tradisi Katolik, Misa Natal adalah ibadah Esensial yang dilaksanakan Demi merayakan Natalis Yesus Kristus. Misa ini Dapat dilakukan pada berbagai waktu, yakni Malam Natal (24 Desember malam) atau pada pagi dan siang hari pada 25 Desember.
Salah satu tradisi paling Terkenal dalam perayaan ini adalah Misa Malam Bersih (Misa Vigili), yang diadakan pada malam sebelum hari Natal, di mana umat Katolik berkumpul Demi merayakan Natalis Kristus dengan nyanyian, doa, dan pembacaan kitab Bersih.
Misa ini penuh dengan simbolisme, seperti perayaan roti dan anggur yang dipersembahkan sebagai tubuh dan darah Kristus.
Sebaliknya, bagi umat Ortodoks, ibadah Natal dimulai dengan Vigil Malam, yang adalah rangkaian doa dan bacaan Alkitab yang dilakukan pada malam hari menjelang Natal.
Selama Vigil Malam ini, umat Ortodoks biasanya menyanyikan nyanyian pujian dan melakukan Cerminan spiritual.
Pada hari Natal (7 Januari menurut Kalender Julian), dilanjutkan dengan liturgi Bersih, yang berfokus pada Arti spiritual Natalis Kristus.
Dalam liturgi Bersih Ortodoks, Eksis penekanan pada pengakuan bahwa Kristus adalah Inkarnasi Tuhan, Ialah Tuhan yang datang dalam bentuk Orang. Ibadah ini penuh dengan ritual simbolis dan doa panjang yang mengarah pada pemahaman lebih dalam tentang Arti keselamatan yang dibawa oleh Natalis Kristus.
4. Tradisi pohon Natal dan merias Bahtera
Freepik
Tradisi Natal dalam Kristen Katolik sering kali dirayakan adanya pohon Natal yang dihiasi dengan lampu dan ornamen penuh Corak.
Selain itu, di gereja dan sekolah, drama Natalis Yesus (nativity plays) biasanya dipentaskan Demi mengenang peristiwa Natalis Kristus di Betlehem.
Pertunjukan ini menggambarkan adegan Maria, Yosef, bayi Yesus di palungan, serta para gembala yang datang membawa penghormatan.
Bagi umat Katolik biasanya akan menghias rumah dan gereja dengan lilin, gua Natal, dan karangan Kembang Advent yang menambah sukacita selama Natal.
Sedangkan, Natal dalam tradisi Kristen Ortodoks Mempunyai keunikan tersendiri, terutama di kawasan seperti Yunani dan Eropa Timur.
Salah satu tradisi yang menonjol adalah menghias kapal dengan lampu, sebuah simbol tradisi maritim yang menggantikan penggunaan pohon Natal.
Umat Ortodoks merayakan Natal dengan nyanyian Musik tradisional yang disebut kalanda. Musik ini dinyanyikan oleh anak-anak dari rumah ke rumah, membawa pesan kegembiraan dan berkat Natal. Musik tersebut dinyanyikan dengan diiringi alat musik sederhana, seperti segitiga logam. (berbagai sumber/Z-1)

