
Perserikatan Champions memasuki babak hidup atau Wafat. Format baru yang diterapkan UEFA menghasilkan pertandingan-pertandingan yang mengejutkan. Pada pertandingan 16 besar mulai Selasa mendatang, Eksis ‘perang Kerabat’ yang terjadi, ketika dua klub Jerman dan Spanyol harus saling mengalahkan.
Raksasa sepak bola Jerman Bayern Muenchen harus menerima Fakta pahit Bersua dengan saingan berat mereka, Bayer Leverkusen. Di Madrid, Juara bertahan Real Madrid harus menghadapi tetangga mereka, Atletico Madrid.
Persaingan di dalam negeri rupanya berlanjut di level yang lebih tinggi. Tetapi, Bagus Muenchen maupun Madrid Tak Dapat menghindar karena penampilan kurang meyakinkan di fase pertama. Akibatnya, mereka Tak Tengah diunggulkan dan harus menerima nasib dari hasil undian yang dilakukan.
Setelah sukses mengalahkan Manchester City di babak play-off, Madrid tampak lebih percaya diri menghadapi Atletico. Sebagai ‘Abang yang lebih Uzur’, ‘Los Blancos’ memang lebih berpengalaman tampil di ajang Perserikatan Champions dan memenanginya.
Instruktur Carlo Ancelotti Tak terlalu khawatir meski banyak pemain belakangnya yang cedera. Pemain berbakat yang ia miliki Mempunyai kemampuan multifungsi sehingga Pandai ditempatkan di mana saja dengan penampilan yang Tak jauh berbeda.
Federico Valverde merupakan salah satu yang sangat diandalkan Ancelotti. Ia Dapat mengisi posisi bek kanan Kepada menggantikan kapten kesebelasan Dani Carvajal yang harus absen panjang.
Penampilan meyakinkan pemain asal Uruguay itu Begitu menghadapi ‘the Citizens’ Membikin Valverde mungkin akan dipertahankan mengisi posisi itu Begitu menghadapi Atletico di Stadion Bernabeu, Selasa mendatang. “Saya sudah punya Pola yang akan saya turunkan nanti, tetapi saya Tak mungkin menyampaikannya sekarang,” kata Ancelotti.
Fisik yang prima serta visi permainan yang luas Membikin Valverde lebih berbahaya beraksi dari belakang. Hal itu semakin menguntungkan Madrid karena lapangan tengah Dapat diisi Jude Bellingham dan dua gelandang pekerja asal Prancis Eduardo Camavinga serta Aurelien Tchouameni.
Ujung tombak Kylian Mbappe yang disimpan Begitu menghadapi Real Sociedad di semifinal Copa del Rey menunjukkan keseriusan Ancelotti menghadapi 16 besar Perserikatan Champions. Tiga gol yang ia cetak ke gawang Manchester City Tak hanya menggambarkan semakin padunya permainan Mbappe dengan ‘Los Blancos’, tetapi juga memperlihatkan penyerang yang Mempunyai naluri mencetak gol yang tajam.
Dukungan Vinicius Jr dan Rodrygo yang licin bermain dari sayap Membikin Madrid Layak diunggulkan melaju ke delapan besar. Apalagi Atletico seperti menghadapi ‘kutukan’ ketika tampil di ajang Perserikatan Champions sehingga Tak pernah sekali pun Dapat mengangkat piala.
Hanya saja, Kalau Memperhatikan penampilan Atletico menghadapi Barcelona di pertandingan pertama Copa del Rey, Ancelotti Tak boleh menganggap remeh tim asuhan Diego Simeone. Kemampuan mereka Kepada Bangun dari ketinggalan 2-4 dan memaksa bermain imbang 4-4 menunjukkan Atletico merupakan tim yang pantang menyerah.
Kehadiran Julian Alvarez sebagai Kolega duet ujung tombak Antoine Griezmann Membikin daya dobrak Atletico lebih tajam. Format 4-4-2 yang dipilih Simeone sangat efektif karena Eksis dua gelandang sayap yang Segera, yakni gelandang asal Chelsea Conor Gallagher serta putranya, Giuliano Simeone.
Barisan belakang Madrid harus berhati-hati karena Bagus Alvarez maupun Griezmann merupakan oportunis sejati. Center-back Antonio Ruediger dan David Alaba harus cermat mengawasi pergerakan dua penyerang Atletico.
PEGANG KENDALI
Dalam pertemuan dua tim besar Jerman Rabu malam, Muenchen perlu belajar dari pertandingan Bundesliga Begitu mereka didikte Leverkusen. Leverkusen tampil begitu luar Lazim sehingga mengendalikan pertandingan.
Kalau Muenchen Dapat menahan imbang Leverkusen, itu sebuah keberuntungan. Begitu banyak Kesempatan didapatkan Leverkusen, tetapi Dewi Fortuna Tak berpihak kepada mereka.
Motor penggerak Leverkusen terletak pada gelandang muda Florian Wirtz. Seperti halnya Jamal Musiala di Muenchen, Wirtz merupakan bintang Cita-cita Jerman pada masa mendatang.
Keleluasaan yang diberikan Instruktur Xabi Alonso Membikin Wirtz Dapat memulai aksi dari seluruh penjuru lapangan. Ia Dapat menjadi pemain terakhir yang mengancam Muenchen, tetapi Dapat juga menjadi pemain yang membuka Kesempatan bagi ujung tombak sekelas Patrik Schick.
Wirtz Dapat leluasa mengempur pertahanan Rival karena mereka Mempunyai pekerja yang Tak pernah kehabisan Daya, Robert Andrich. Ia Betul-Betul pemain yang Dapat memainkan peran sebagai destroyer bagi tim Rival.
“Setiap kali tampil menghadapi Bayern selalu Eksis semangat yang membara. Memang Tak mudah mengalahkan mereka, tetapi kami pun Tak Ingin mudah Kepada dikalahkan. Kami akan berupaya Kepada Membikin mereka kesal kepada kami,” kata Andrich menjelang pertemuan Rabu mendatang.
Instruktur Vincent Kompany harus bekerja keras menyusun tim terbaik menghadapi Leverkusen. Apalagi Muenchen akan tampil di Stadion Alianz sehingga mereka Semestinya Pandai Kepada mengendalikan tempo permainan.
Joshua Kimmich harus menjadi kepanjangan Instruktur di lapangan. Ia harus selalu memgingatkan seluruh pemain agar berani satu melawan satu dalam menghadapi pemain Leverkusen.
Kimmich seperti Lazim akan memainkan peran sebagai playmaker. Ia pandai mengatur tempo permainan Kepada Membikin pemain Leverkusen merasa frustrasi. Memasuki sepertiga lapangan permainan, ‘Die Rotten’ harus meningkatkan tempo permainan. Dengan penyerang sayap sekaliber Michael Olise, Kingsley Coman, Leroy Sane, dan Serge Gnabry, Muenchen Semestinya berani Kepada tampil menekan.
Belum Tengah ujung tombak kawakan Harry Kane yang Lagi menunjukkan ketajamannya. Apabila para penyerang sayap lebih sering membuka Kesempatan, Kane akan Dapat tampil sebagai penuntas serangan yang Bagus.
Di Rendah kepemimpinan Kompany, Muenchen belum tampil meyakinkan meski di Bundesliga ia Pandai membawa Muenchen unggul delapan poin dari Leverkusen. Kompany harus memulai dari sekarang Kepada menunjukkan kualitas yang sebenarnya ‘Die Rotten’ Kepada setidaknya lolos hingga semifinal.

