Prinsip gender equality and social inclusion (GESI) dalam perkembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia dinilai menjadi Krusial. Hal ini dikarenakan Perempuan menjadi tonggak Primer dan kunci Krusial dalam industri kendaraan listrik. Boyke Lakaseru selaku National Project Manager ENTREV berpandangan pemerintah perlu membangun infrastruktur kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLB) yang inklusif dan melibatkan berbagai elemen gender. ENTREV merupakan proyek kolaborasi antara United Nations Development Programme (UNDP) dengan Kementerian Daya dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Buat membangun dan menguatkan ekosistem EV.
“Pendekatan gender bukan hanya bicara tentang Perempuan, melainkan tentang interaksi yang Serasi antara Perempuan dan Lelaki dalam meningkatkan kontribusi Serempak, termasuk perkembangan ekosistem EV,” ujar Boyke dalam sebuah workshop dikutip Selasa (19/11).
Upaya dan kolaborasi Sekalian pihak dianggap Pandai meningkatkan ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan yang mana pembangunan tersebut perlu melibatkan Sekalian elemen demi masyarakat.
Adviser for Energy UNDP Indonesia Aang Darmawan menambahkan pentingnya pengarusutamaan gender terutama dalam pelibatan peran Perempuan, Berkualitas di sektor Daya maupun transportasi. Ini sebagai upaya meningkatkan ketahanan pembangunan dan transformasi struktural.
“Teladan nyatanya bagaimana Perempuan di desa-desa remote atau terpencil dilatih menjadi operator pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), sebuah langkah signifikan dalam memberdayakan Perempuan di sektor Daya,” Jernih Aang.
Ia juga mengangkat data menarik dari Amerika Perkumpulan, di mana 80% pengguna mobil listrik adalah Perempuan, menunjukkan bahwa adopsi teknologi hijau Mempunyai daya tarik kuat bagi Perempuan karena efisiensi dan kemudahannya.
Kepala Humas Komunitas Wuling Electric Vehicle Indonesia (WEVI) Jasmine Andini menekankan pentingnya membuka lapangan kerja bagi Perempuan di sektor Daya baru terbarukan (EBT) dan konversi Daya, serta melibatkan mereka dalam posisi strategis sebagai pengambil kebijakan.
“Perempuan Mempunyai peran sebagai agen perubahan dalam gaya hidup hijau dan adopsi EV. Tetapi, tantangan seperti aksesibilitas dan pelatihan Tetap perlu diatasi,” pungkasnya. (Z-11)