Perajin Kue Jawadah Keranjang Khas Imlek di Kota Tasikmalaya Banjir Pesanan

Perajin Kue Jawadah Keranjang Khas Imlek di Kota Tasikmalaya Banjir Pesanan
Perajin kue keranjang khas Imlek yang dikenal kue jawadah korang di Jalan Selakaso, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, banjir pesanan.(MI/KRISTIADI)

PERAJIN kue keranjang khas Imlek yang dikenal dengan nama kue jawadah korang di Jalan Selakaso, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat mulai banjir pesanan dari berbagai daerah termasuk Anggota pribumi. Perajin jawadah tersebut, dirintis sejak tahun 1950, dilakukan secara turun temurun.

Perajin kue keranjang, Mensen, 60, mengatakan, jelang tahun baru imlek memang setiap tahun keluarganya tetap memproduksi dodol Cina yang dijualnya bagi masyarakat terutama para penikmat dodol di Kota Tasikmalaya termasuknya di berbagai daerah. Karena, kue keranjang yang diproduksinya memelihara warisan nenek moyang menggunakan tepung beras ketan putih dan gula pasir.

“Pada Imlek tahun ini memproduksi kue Kagak beda dari tahun sebelumnya dengan bahan baku sebanyak 1.000 kilogram atau 1 ton berupa tepung beras ketan putih dan gula pasir diolah oleh lima orang pekerja. Pembuatan kue jawadah ini sama seperti memproduksi dodol, tapi selama perayaan tahun baru imlek setiap tahun selalu tetap dipertahankan meski perayaan imlek pada tahun ini adanya peningkatan,” katanya, Sabtu (25/1/2025).

Cek Artikel:  Akan Tertibkan Industri Pengguna Batu Bara di Jakarta, Menteri LHK: Tak Kembali Peringatan, Saya Pidanakan

Ia mengatakan, perajin kue jawadah bagi pelaku usaha pada tahun sebelumnya tetap menguntungkan dan penjualan meningkat sejak beberapa minggu dibuka, banyak pesanan hingga pekerjanya harus berupaya mengolah adonan. Tetapi, usaha yang dilakukan tetap memproduksinya dengan mempertahankan tradisi musim perayaan Imlek dan Bertanding dengan perajin baru kue keranjang.

“Produksi kue jawadah tahun ini jumlah pembeli berubah dan mengalami kenaikan dari sebelumnya malah menurun, karena harga bahan baku berupa tepung beras ketan dan gula pasir memang merangkak naik seperti harga ketan Rp 25 ribu per kg dan gula pasir Rp17.500 perkg. Tetapi, jelang tahun baru ini tetap dipertahankan meski saya Nyaris batal produksi kue keranjang karena harga bahan baku mahal,” ujarnya.

Menurutnya, produksi kue jawadah korang yang dilakukan sudah 75 tahun Lewat Demi menjaga tradisi perayaan Imlek dan tetap memproduksi dengan konsekuensi dalam 1 kilogram bahan baku membaginya dua, tiga, empat ukuran. Karena, penjualan kue jawadah yang dijual sekarang ini seharga Rp 40 ribu perkg Demi Sekalian ukuran dan Kagak dijual satuan.

Cek Artikel:  Maruarar Berencana Bangun Rumah di Atas Tanah Punya Koruptor, KPK Semringah

“Produksi kue jawadah yang dilakukan di rumah Kagak berani turunkan kualitas kue keranjang buatannya, karena takut mengecewakan para pelanggan. Demi kue yang diproduksi Lagi bertahan dan Bisa dikreasi dengan digoreng atau dimakan langsung tapi Demi pembungkus plastik agar Bisa lepas cukup dengan membasahi tangan kita dan mengusapnya,” paparnya.

Menurut dia, kue keranjang yang selama ini dilakukan memelihara eksistensi usaha warisan nenek moyang dan tetap usahanya menjadi tambahan Pendapatan rutin bagi keluarga Hom Sen, setiap tahun baru Raya Imlek 2576 selalu produksi kue keranjang yang dilakukan di rumahnya. Karena, memang produksi kue keranjang di rumah Normal disebut Nian Gao atau dalam dialek Hokkian adalah Ti Kwe terbuat dari dari bahan alami mulai tepung beras ketan dan gula pasir.

“Bagi masyarakat Tionghoa, kue keranjang salah satu hidangan yang wajib Terdapat pada Demi tahun baru imlek dan kue yang dikenal dengan nama jawadah korang dipercaya membawa keberuntungan. Kue keranjang Mempunyai Arti bahan tepung ketan putih dan tekstur lengket, bahan baku utamanya dipercaya melambangkan persaudaraan begitu erat, rasa manis simbol suka cita, kebahagiaan dan terasa kenyal sebagai bentuk kegigihan dalam hidup, daya tahan cukup lelet melambangkan kesetiaan,” tuturnya.

Cek Artikel:  13 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Kota Ternate Maluku Utara

Aceng Wahyudi, 49, pekerja kue keranjang mengatakan, pengolahan kue jawadah di tahun ini memang mengalami peningkatan dan usaha rumahan ini kebanjiran pesanan hingga banyak pembeli datang ke warung Mensen atau keluarga Hom Sen. Tetapi, produksi kue keranjang khas imlek setiap tahun selalu Terdapat dan Metode pengolahannya sendiri menyiapkan tepung beras ketan putih dan gula pasir.

“Metode Membangun kue keranjang atau dodol ini cukup menyiapkan bahan baku berupa gula pasir, tepung beras ketan putih dan prosesnya diolah hingga tambah air gula pasir secara merata. Selanjutnya, adonan dimasukan ke dalam keranjang yang sudah  dilapisi plastik bening dan bahan baku 1 kg membagi satu, dua, tiga, empat ukuran dan di kukus selama 12 hingga 15 jam, setelah matang diangkat, disimpan supaya dingin, plastiknya dipotong dan siap dijual,” pungkasnya. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai