Penyulingan Minyak Atsiri Bertenaga Listrik Solusi Teknologi Ramah Lingkungan

Penyulingan Minyak Atsiri Bertenaga Listrik Solusi Teknologi Ramah Lingkungan
Dosen prodi Teknik Elektro dan Agribisnis Universutas Garut Sifa Nurfadilah sedang menerangkan teknologi ramah lingkungan dalam penyulingan minyak atsiri di Desa Sukakarya dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat Universitas Garut.(Dok. Universitas Garut)

TEKNOLOGI AtsiriTech ZeroCarbon menjadi salah satu solusi green technology (teknologi hijau) terutama untuk produksi minyak atsiri yang ramah lingkungan di Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Produksi minyak atsiri kini menjadi sorotan dengan adanya inovasi green teknologi yang ramah lingkungan. Melalui program pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh Universitas Garut (Uniga), hal ini menjadi sebuah terobosan terutama dalam inovasi penyulingan minyak atsiri berbasis elektronik berhasil dikembangkan dan diwujudkan bersama tim. Hasil karya teknologi pada produksi minyak atsiri ini bernama AtsiriTech ZeroCarbon.

Program pengabdian ini merupakan hasil kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dari program studi Teknik Elektro dan Agribisnis Universitas Garut, dipimpin oleh Sifa Nurpadillah bersama Tri Arif Wiharso, Muhamad Nu’man Adinasa, dan mahasiswa Teknik Elektro Uniga, Gilang Nurwajah, serta Tias Sultan Wijaya.

Baca juga : Pemkab Garut Tetapkan Masa Tanggap Darurat Gempa selama 14 Hari

Cek Artikel:  Bawaslu Majalengka Awasi Distribusi logistik

Penyelenggaraan inovasi teknologi penyulingan yang dilakukan tim tersebut bermitra dengan seorang pebisnis minyak atsiri berpengalaman dari Grup Tani Pulus Wangi, Ede Kadarusman.

Sifa Nurpadillah mengatakan, inovasi teknologi pada produksi minyak atsiri yang dilakukan dosen dan mahasiswa program studi Teknik Elektro dan Agribisnis Universitas Garut tersebut untuk meningkatkan efisiensi dan menjaga kelestarian lingkungan.

Minyak atsiri yang berasal dari tumbuhan seperti akar wangi, serai, dan cengkeh serta menjadi sumber penghidupan utama masyarakat Desa Sukakarya.

Baca juga : Dinobatkan Sebagai Miss Supranational 2024, ini Profil Harashta Haifa Zahra

“Proses penyulingan tradisional dilakukan dengan menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar utama menimbulkan masalah serius terhadap lingkungan, salah satunya emisi karbon dan polusi udara. Tetapi, menghadapi tantangan tersebut, AtsiriTech ZeroCarbon hadir menggantikan kayu bakar dengan menggunakan energi listrik guna menciptakan proses penyulingan lebih bersih,” katanya, Minggu (22/9).

Cek Artikel:  Antisipasi Bencana, Jawa Barat Siapkan Biaya Rp125 Miliar

Ia mengatakan, teknologi penyulingan minyak atsiri berbasis elektronik diharapkan dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan dan sistem tersebut juga dilengkapi dengan kontrol otomatis yang dapat memudahkan pengoperasian bagi masyarakat lokal, menjadikannya solusi praktis dan berkelanjutan.

Tak hanya itu, tim pengabdian juga melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan terutama kepada masyarakat Desa Sukakarya mengenai penggunaan AtsiriTech ZeroCarbon.

Baca juga : Polisi Tangkap Seorang Terduga Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi Korban di Garut

“Tim memberikan penjelasan teknis serta pelatihan langsung kepada para peserta agar mampu memahami pengoperasian teknologi tersebut dengan efektif. Dalam pelatihan itu, bertujuan untuk memastikan agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi secara optimal dan menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Menurutnya, hasil evaluasi dari pelatihan menunjukkan mayoritas peserta pelatihan memahami dengan baik cara penggunaan alat serta dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi lokal. Tetapi, mereka tidak hanya memahami pentingnya efisiensi energi, tetapi juga dampak jangka panjang dari teknologi ramah lingkungan tersebut.

Cek Artikel:  Bawaslu Majalengka Minta Seluruh Pihak Waspadai Konflik Sosial

Hasil karya AtsiriTech ZeroCarbon membuktikan bahwa kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan akademisi dapat menghasilkan solusi energi terbarukan yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Karena, Desa Sukakarya kini tidak hanya menghasilkan minyak atsiri berkualitas, tapi berperan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup di wilayahnya.

“Akibat jangka panjang bagi Desa Sukakarya, pengabdian ini diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Indonesia dalam mengadopsi teknologi ramah lingkungan. Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan kayu, masyarakat Desa Sukakarya mampu menjaga kelestarian alam sambil tetap memaksimalkan potensi ekonomi lokal melalui produksi minyak atsiri berkualitas tinggi,” pungkasnya. (AD/J-3)

 

Mungkin Anda Menyukai