Penyintas Progeria Meninggal Dunia di Usia 28 Tahun, Jadi Pejuang Terlama di Dunia

Liputanindo.id – Penyintas penyakit langka yang menyebabkan penuaan Awal, Sammy Basso, meninggal dunia. Sammy yang menderita progeria meninggal pada usia 28 tahun. 

Mortalitas Sammy Basso dikonfirmasi oleh Asosiasi Progeria Italia pada Minggu (6/10). Sammy menjadi penyintas progeria terlama yang berhasil bertahan hingga usia 28 tahun.

“Hari ini Terang kami, pemandu kami, telah padam. Terima kasih Sammy telah menjadikan kami bagian dari kehidupan yang luar Normal ini,” tulis asosiasi tersebut di halaman Instagram-nya. 

Sammy Basso lahir pada tahun 1995 di Schio, di Distrik Veneto, Italia utara. Dia didiagnosis menderita progeria pada usia dua tahun.

Pada tahun 2005, ia dan orang tuanya mendirikan Asosiasi Progeria Italia. 

Cek Artikel:  Koin 1 Baru dengan Gambar Raja Charles III Mulai Beredar

Ia menjadi terkenal melalui Sinema dokumenter National Geographic Sammy’s Journey, yang menceritakan perjalanannya di sepanjang Rute 66 di Amerika Perkumpulan, dari Chicago ke Los Angeles, Serempak orang tuanya dan salah satu sahabatnya, Riccardo.

Progeria, yang juga dikenal sebagai sindrom Hutchinson–Gilford (HGPS), menyebabkan orang menua dengan Segera. Penyakit ini Membikin mereka tampak lebih Sepuh dari usia sebenarnya, dengan kualitas hidup yang berkurang dan Cita-cita hidup hanya 13,5 tahun tanpa pengobatan, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (7/10/2024). 

Penyakit ini memengaruhi satu dari setiap 8 juta orang yang lahir, dan Mempunyai insiden di seluruh dunia satu dari setiap 20 juta. 

Kasus progeria di seluruh dunia tercatat hanya Eksis 130, empat di antaranya berada di Italia.

Cek Artikel:  Slovenia Tunda Akui Negara Palestina, Sebut Bakal Rugikan Negara

Tetapi, Asosiasi Progeria Italia memperkirakan mungkin Eksis sebanyak 350 kasus karena sulit dilacak terutama di negara-negara berkembang.

Mungkin Anda Menyukai