PRIA asal New Jersey yang dituduh menikam penulis Salman Rushdie di atas Pentas pada 2022 dinyatakan bersalah atas percobaan pembunuhan dan penyerangan. Akibat penusukan itu Rushdie mengalami luka serius dan berpikir akan meninggal Ketika itu.
Setelah mempertimbangkan selama Sekeliling dua jam pada Jumat, 21 Februari, juri menjatuhkan vonis bersalah kepada Hadi Matar, 27, yang dituduh menyerang penulis The Satanic Verses pada Agustus 2022, Akurat sebelum Rushdie akan berbicara di sebuah festival sastra di negara bagian New York. Matar kini menghadapi hukuman hingga 30 tahun penjara.
Rushdie dirawat di rumah sakit selama 17 hari setelah serangan itu, yang membuatnya mengalami kebutaan permanen pada mata kanan dan kehilangan kemampuan menggunakan tangan kanannya.
Kejadian mengejutkan ini berlangsung di Chautauqua Institution yang bersejarah di Chautauqua, New York bagian barat. Menurut Kepolisian Negara Bagian New York, Matar diduga menyerbu Pentas dan mulai menikam Rushdie di leher, dada, serta perut.
Rushdie memberikan kesaksian pada Selasa, 11 Februari. Ia mengatakan baru saja duduk di atas Pentas ketika “serangan itu dimulai,” seperti dilaporkan The Guardian. “Saya Menonton seseorang berlari ke arah saya dari sisi kanan,” kata Rushdie. “Yang paling saya ingat adalah tatapan matanya yang tampak gelap dan penuh amarah.”
Penulis itu mengatakan ia merasa ditikam Sekeliling 50 kali, membuatnya tergeletak dalam kondisi yang digambarkan sebagai “Situ darah,” menurut France24.
“Semuanya terjadi dengan sangat Segera. Saya ditikam berulang kali, dan yang paling menyakitkan adalah di mata saya,” kata Rushdie, dikutip dari The Guardian. “Saya berusaha melawan dan menangkis serangan itu dengan tangan saya, tetapi tangan saya juga tertusuk.”
Pewawancara acara tersebut, Henry Reese, juga mengalami luka akibat serangan itu.
Persidangan dimulai pada Senin, 10 Februari, di Mayville, di mana jaksa distrik Jason Schmidt menceritakan kepada juri bagaimana serangan itu terjadi di hadapan Sekeliling 1.000 orang, menurut laporan stasiun lokal KPVI.
Seorang pria muda bertopeng “muncul dari bagian belakang teater” dan mulai berlari menuju Pentas, kata Schmidt, sebelum ia “menusukkan pisaunya dengan Segera, kuat, dan efisien ke tubuh Mr. Rushdie berulang kali.”
Rushdie telah menerima ancaman pembunuhan sejak tahun 1989, setelah menerbitkan novel The Satanic Verses, yang dianggap menghina oleh beberapa pihak.
Pemimpin Iran Ketika itu, Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan fatwa yang menyerukan umat Muslim di seluruh dunia Buat membunuhnya, sehingga Rushdie harus bersembunyi hingga tahun 1998, ketika pemerintah Iran membatalkan perintah pembunuhan tersebut. (People/Z-2)
