Penyemaian Nilai-Nilai Pancasila

Penyemaian Nilai-Nilai Pancasila
(Dok. Pribadi)

HARI Lahir Pancasila diperingati setiap 1 Juni. Pancasila ditetapkan sebagai landasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dirumuskan Serempak tokoh pejuang kemerdekaan dan pendiri NKRI pada 1945. Pancasila sebagai dasar negara diharapkan menjadi landasan bersikap dan berperilaku Anggota negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Usaha-usaha Kepada menanamkan nilai-nilai Pancasila dilakukan Lanjut-menerus melalui Variasi kegiatan. Dulu, Terdapat kegiatan Penataran Panduan Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang diberikan, di antaranya kepada siswa sekolah, mahasiswa, juga calon pegawai negeri sipil. Dalam kurikulum sekolah terdapat mata pelajaran pendidikan moral Pancasila atau pendidikan kewarganegaraan, sedangkan di universitas Terdapat mata kuliah wajib Pancasila atau kewarganegaraan.

Beberapa waktu terakhir, Kemendikbud-Ristek Membikin program Profil Pelajar Pancasila Kepada siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan juga Modul Nusantara yang ditujukan Kepada mahasiswa melalui program Kampus Merdeka. Dengan ragam kegiatan yang ditujukan Kepada menanamkan nilai-nilai Pancasila tersebut, bagaimana hasil yang sudah dicapai? Sudahkah Anggota negara Indonesia Cocok-Cocok menghidupi nilai-nilai Pancasila?

 

Aktualisasi nilai-nilai Pancasila

Kagak dimungkiri banyak Teladan Berkualitas yang telah ditunjukkan Anggota negara Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Terdapat masyarakat desa yang bergotong-royong melakukan Rapi desa, relawan yang menolong korban bencana alam, dan penganut Religi mayoritas yang membantu menjaga kekhidmatan perayaan hari raya ibadah penganut Religi minoritas. Baru-baru ini kita Menonton praktik nilai Pancasila, ketika Anggota dari berbagai Religi membantu kelancaran proses perjalanan biksu yang hendak menuju Candi Borobudur Kepada melakukan ibadah peringatan Hari Waisak.

Cek Artikel:  PRT, Paus, dan Pancasila

Di sisi lain, Lagi Terdapat juga praktik-praktik di masyarakat yang Kagak mencerminkan nilai-nilai Pancasila, bahkan dilakukan mereka yang Mempunyai kuasa. Terdapat siswa penganut Religi atau kepercayaan yang belum mendapatkan hak pendidikan sesuai Religi atau kepercayaannya, yakni Terdapat orang-orang yang membantu sesama bukan dilandasi rasa kemanusiaan, melainkan demi tujuan ekonomi, diskriminasi hak Anggota negara berdasarkan etnik, dan penggunaan kuasa yang hanya Kepada menguntungkan diri sendiri dan kelompoknya, bukan Kepada kebaikan masyarakat luas.

Nilai-nilai Pancasila sebenarnya bukanlah nilai yang jauh dari kehidupan kita. Malah sebaliknya, nilai-nilai Pancasila selalu Terdapat dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti mengasihi sesama Mahluk dan bersikap adil. Tetapi, selama ini nilai-nilai tersebut kadang dianggap Lumrah, dianggap sebagai suatu keniscayaan, dan Kagak dimaknai secara serius dalam kerangka Pancasila.

Dampaknya, nilai-nilai Pancasila Kagak Cocok-Cocok diusahakan Kepada dijaga dan diperkuat keberadaannya. Apabila dibiarkan Lanjut-menerus, nilai-nilai Pancasila Bisa saja menghilang dari kehidupan kita dan hanya dikenal sebagai sebuah Berkas. Karena itu, kegiatan pendidikan menanamkan nilai-nilai Pancasila menjadi kewajiban yang Kagak Bisa ditawar-tawar Kembali.

MI/Duta

 

Penanaman nilai-nilai Pancasila

Usaha Kepada memperkuat penanaman nilai-nilai Pancasila perlu dilakukan setidaknya di tiga sektor, Ialah keluarga, masyarakat, dan institusi pendidikan. Ketiga sektor itu Kagak berdiri sendiri, tetapi harus terhubung dan berkolaborasi agar proses internalisasi nilai-nilai Pancasila berlangsung Lanjut-menerus.

Di keluarga, sudahkah orangtua menggunakan Pancasila sebagai Panduan ketika mendidik anak? Pancasila hendaknya Kagak dilihat sebagai hal yang hanya Mempunyai relevansi dengan kehidupan bernegara.

Cek Artikel:  Mengupas Peran Pegadaian dalam Inklusi dan Pendalaman Keuangan

Sebaliknya, Apabila kita Mau membentuk Mahluk Pancasila, Pancasila wajib didiskusikan dalam keluarga dan digunakan orangtua sebagai Panduan Kepada mendidik anak. Apabila Terdapat orangtua yang merasa bahwa nilai-nilai Pancasila Kagak relevan dalam kehidupan keluarga, pandangan tersebut Kagak Cocok. Kagak Terdapat satu pun sila dalam Pancasila yang Kagak berkesesuaian dengan nilai-nilai yang selama ini dipegang orangtua ketika mendidik anak di keluarga, seperti nilai-nilai Religi atau kepercayaan.

Dalam kehidupan bermasyarakat, pihak-pihak yang Mempunyai kemampuan Kepada memengaruhi, seperti media massa ataupun warganet di media sosial, hendaknya menggunakan kemampuannya Kepada mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan bukan sebaliknya malah mendorong perpecahan, diskriminasi, dan hal lainnya yang bertentangan dengan Pancasila. Kegiatan-kegiatan di masyarakat, seperti lingkungan RT, Bisa digunakan Kepada menanamkan nilai-nilai Pancasila.

Sebagai Teladan, toleransi yang selama ini lebih banyak dilakukan di ranah sosial, seperti kesediaan Kepada bertetangga dengan mereka yang berasal dari Grup minoritas, haruslah didorong dan diperluas ke ranah toleransi politik, seperti kesediaan memilih tetangga yang merupakan Member Grup minoritas menjadi ketua RT ketika dia Mempunyai kapasitas menjadi pemimpin yang berintegritas.

Di institusi pendidikan, pendidik harus Mempunyai kesadaran bahwa nilai-nilai Pancasila bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri yang hanya Bisa diajarkan melalui mata pelajaran atau mata kuliah tertentu saja. Pendidik yang mengampu mata pelajaran dan mata kuliah apa pun, harus menyadari bahwa mereka Seluruh sama-sama Mempunyai tanggung jawab Kepada menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada pembelajar yang mereka dampingi.

Cek Artikel:  Risiko dan Strategi Melawan Hoaks

Jadi, nilai-nilai Pancasila Sepatutnya Bisa ditemukan di mata pelajaran dan mata kuliah apa pun.

Ketika ini di Indonesia sepertinya Terdapat salah kaprah yang menganggap bahwa Seluruh pendidik di institusi pendidikan, guru, dan dosen telah memahami peran mereka sebagai pendidik yang bertanggung jawab menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada pembelajar.

Tetapi, kenyataannya Kagak demikian. Lagi Terdapat pendidik yang menganggap nilai-nilai Pancasila hanya Bisa diajarkan dalam mata pelajaran dan mata kuliah tertentu, dan Kagak diintegrasikan dalam mata pelajaran dan mata kuliah yang lain. Kepada itu, kita harus memastikan Pancasila pendidik telah memegang dan menghidupi nilai-nilai Pancasila. Apabila pendidik telah menyadari tanggung jawabnya sebagai pendidik nilai-nilai Pancasila, mereka akan mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam setiap kegiatan belajar, apa pun mata pelajaran atau mata kuliahnya.

Di sekolah, misalnya, guru matematika mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam materi matematika. Siswa pun dapat memahami bahwa penggunaan pengetahuan matematika dalam kehidupan sehari-hari Kagak terlepas dari pengamalan nilai-nilai Pancasila. Di universitas, misalnya, dosen-dosen di fakultas kedokteran berkomitmen Kepada membentuk dokter-dokter yang menjunjung nilai-nilai Pancasila ketika mereka nanti menjalankan profesinya.

Pendiri NKRI secara sadar dan bijak telah memilih Pancasila sebagai landasan negara karena mereka meyakini nilai-nilai Pancasila sesuai Kepada bangsa dan negara Indonesia. Kini, tugas kita menghidupi nilai-nilai Pancasila Kepada menciptakan Indonesia yang damai dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mungkin Anda Menyukai