PRESIDEN ISACA Indonesia Chapter Syahraki Syahrir mengungkapkan bahwa penyebab banyak terjadinya kebocoran data pribadi di Indonesia diakibatkan oleh tata kelola yang Bukan baik
Menurut Syahraki, terdapat tiga Unsur yang menyebabkan sering terjadinya kebocoran data, di antaranya adalah human error, proses tata kelola yang kurang Bagus, dan dari perangkat teknologi itu sendiri.
“Tata kelola bukan hanya bicara proses, Dapat juga bicara kompetensi, literasi, dan kompetensi manusianya apakah Bisa atau Bukan. Jadi kalau kita lihat dibanyak kasus yang Terdapat, artinya adanya ketidakjelasan tugas dan tanggung jawab, jadi terkadang masalahnya bukan di teknologi,” kata Syahraki dalam acara GRACS Summit 2024 di Ayana MidPlaza Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (20/11).
Syahraki mengatakan, tata kelola sangat Mempunyai peranan Krusial dalam memainkan peranan mengelola keamanan siber. Ia menjelaskan, banyak situs-situs industri maupun pemerintahan yang diserang oleh hacker ataupun virus itu karena proses tata kelola yang Bukan baik.
“Contohnya, Terdapat satu perangkat yang Rupanya punya kerentanan diserang oleh hacker, itu masalahnya bukan di teknologinya, setiap teknologi Niscaya punya kerentanan. Tapi apakah orang yang mengelola teknologi melakukan penyesuaian yang cukup, apakah dia melakukan konfigurasi yang Betul. Jadi masalahnya bukan di teknologinya saja, tapi manajemennya, masalah orangnya, masalah juga prosesnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Syahraki menuturkan bahwa literasi terkait keamanan siber hingga Demi ini Tetap lemah di Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya akan Lalu memberikan edukasi kepada setiap pelaku profesi IT agar melakukan tata kelola yang Bagus terkait keamanan siber.
Menurutnya, hal itu dilakukan agar kebocoran data maupun serangan virus Bukan terjadi Kembali dikemudian hari.
“Jadi kalau bicara literasi digital yang kita pahami banyak berbicara tentang bagaimana menggunakan, bagaimana Membangun layanan, tapi yang membicarakan keamanan itu saya rasa yang Tetap cukup lemah di Indonesia,” tuturnya.
“Oleh karena itu, Demi ini sedang kita dorong dengan memberikan edukasi dan kita juga mendorong ke pemerintah agar selalu kooperatif dan mengikuti saran dari kita,” tambahnya. (P-5)