Penyebab Kebakaran Pabrik Baterai Korea Selatan Terungkap, Polisi: Perusahaan Kejar Sasaran

Liputanindo.id – Penyebab kebakaran yang terjadi di pabrik baterai lithium Korea Selatan pada Juni lalu terungkap. Polisi menyebut kebakaran yang menewaskan 23 pekerja itu akibat kegagalan kualitas.

Pejabat kepolisian Kim Jong-min mengatakan bahwa kebakaran pabrik baterai lithium itu terjadi lantaran perusahaan gagal melakukan pemeriksaan kualitas pada bulan April sebelum insiden mematikan itu terjadi. Perusahaan memaksakan produksi karena melewati batas waktu untuk dikirim ke militer Korea Selatan.

“Perusahaan tersebut telah gagal dalam pemeriksaan kualitas pada bulan April untuk baterai yang dimaksudkan untuk dipasok ke militer negara tersebut dan kemudian meningkatkan produksi untuk menutupi keterlambatan guna memenuhi tenggat waktu,” kata pejabat polisi Kim Jong-min, dikutip Yonhap News, Jumat (23/8/2024).

Cek Artikel:  Profil Henry Box Brown, Budak yang Sukses Kabur Masuk Kotak Peti

Akibat dikejar dengan batas waktu yang semakin mepet, perusahaan pun memutuskan untuk mempekerjakan pekerja sementara yang tidak terampil. Hal ini pun menyebabkan banyak produk yang cacat, termasuk baterai yang terlaly panas.

Meski berbagai masalah di pabrik terjadi, perusahaan tidak mengambil tindakan tegas untuk mengatasi risiko keselamatan. Perusahaan justru tetap melanjutkan proses produksi hingga terjadi kebakaran yang mematikan Juni lalu.

“Kecelakaan itu terjadi karena perusahaan terus maju tanpa mengambil tindakan meskipun ada masalah dalam berbagai langkah dalam proses produksi,” katanya.

Lewat, kata Kim, rata-rata korban tewas di pabrik baterai itu adalah karyawan yang tidak memiliki pelatihan soal penyelamatan darurat. Mereka kehilangan nyawa dalam waktu 37 detik untuk menyelamatkan diri.

Cek Artikel:  CEO Kereta Api ASEAN Jawab Perubahan Iklim

Berdasarkan rekaman kamera CCTV menunjukkan api yang berasal dari tumpukan baterai dengan cepat membakar pabrik tempat 35.000 baterai lithium disimpan. Penyebaran asap beracun mungkin menyebabkan para pekerja pingsan dalam hitungan detik.

Dari 23 karyawan yang tewas, 17 dari mereka merupakan warga China, satu warga Laos, dan sisanya merupakan warga Korea Selatan.

Sesaat setelah kebakaran terjadi, CEO Aricell Park Soon Kwan menyampaikan belasungkawa kepada para pekerja yang tewas dan meminta maaf kepada semua orang yang terkena dampak kecelakaan itu.

Park mengatakan saat itu perusahaan telah mematuhi semua tindakan pencegahan dan pelatihan keselamatan yang diwajibkan, tetapi berjanji untuk mengambil bagian dalam penyelidikan dan memastikan tidak akan ada lagi kecelakaan seperti itu.

Cek Artikel:  China Ajukan Tiga Pendekatan Selesaikan Masalah Palestina, Apa Saja?

Didirikan pada tahun 2020, Aricell memiliki 48 karyawan penuh waktu dan membuat baterai primer litium untuk sensor dan perangkat komunikasi radio. Perusahaan tersebut telah memasok baterai ke militer untuk digunakan dalam beberapa perangkat komunikasi dan kriptografi, kata juru bicara badan pengadaan pertahanan Korea Selatan.

Mungkin Anda Menyukai