Penyandang Disabilitas Berlenggak Percaya Diri dalam Fashion Show

Penyandang Disabilitas Berlenggak Percaya Diri dalam Fashion Show
Fashion show penyandang disabilitas(MI/Alya Putri Abi)

Mempunyai keterbatasan fisik bukanlah halangan Kepada tampil percaya diri dan menunjukkan Bakat. Penyandang disabilitas Mempunyai banyak potensi dan kemampuan yang seringkali terpendam, hanya karena belum diberi kesempatan Kepada berkembang.

Hal ini terbukti dengan penampilan 28 model penyandang disabilitas, termasuk Down syndrome, autisme, tuli, dan daksa, yang merupakan lulusan program Layak School dalam acara Serasi Inklusif.

Mereka tampil dengan penuh percaya diri, memperagakan busana rancangan tiga desainer tanah air, Yakni Wilsen Wilian, Yosafat Dwi Kurniawan, dan Sahadya.

Presiden Harmony Inclusive dan CEO Founder Layak Official Karina Aprillia mengungkapkan bahwa model fashion seringkali dianggap harus memenuhi standar tertentu, seperti kurus dan tinggi.

Cek Artikel:  Ini Tips dan Rekomendasi Outfit Pergi Bukber Jam Pulang Kantor

Tetapi, ia menekankan bahwa fashion Sepatutnya Tak terikat oleh standar tersebut.

“Dulu fashion tuh harus yang kurus, harus yang tinggi. Banyak banget standarnya, tinggi banget standarnya. Sedangkan menurut kita sendiri, kayaknya fashion tuh gak perlu Eksis standarnya. Seluruh orang tuh berhak menjadi fashionable. Berhak Kepada mencintai dunia fashion,” ungkap Karina dalam acara Serasi Inklusif di Dion Senayan Park, Jl. Gerbang Pemuda, Jakarta Pusat.

Sayangnya, belum Eksis peserta dengan disabilitas penglihatan, karena mereka Tetap mempelajari Metode yang Akurat Kepada melibatkan penyandang disabilitas penglihatan di Pentas fashion, termasuk memastikan rute Kondusif dan pelatihan yang sesuai.

Karina menjelaskan bahwa sebelum tampil, anak-anak penyandang disabilitas diberikan pelatihan modeling selama Sekeliling 3 bulan. Tantangan dalam melatih mereka membutuhkan kesabaran dan pemahaman terhadap Watak masing-masing siswa.

Cek Artikel:  Industri Busana dan Modeling Berkembang di Aceh

“Banyak sekali tantangannya, banyak sekali yang harus Mempunyai kesabaran, harus Paham Watak masing-masing. Kita harus menghafal karakternya bagaimana, dan bagaimana ketika mereka tantrum, apa yang harus kita lakukan, pendekatannya seperti apa, Kepada Pandai mengembalikan mood-nya,” ujar Karina.

Dalam acara fashion show ini, para desainer Tak menciptakan koleksi baru, melainkan menyesuaikan desain yang Eksis dengan kondisi model. Tantangan Esensial mereka adalah menemukan gaya yang Akurat Kepada setiap individu.

Proses fitting dilakukan Kepada memastikan desain yang dipilih nyaman dan sesuai dengan setiap model, dan hasilnya pun tampak bagus, sehingga para desainer mengatakan bahwa proses ini Rupanya lebih mudah daripada yang mereka bayangkan.

Cek Artikel:  Jadi Juara World Top Model 2024, Vania Agustina Siap Berkarier di Milan

Salah satu model penyandang disabilitas, yang akrab dipanggil Maria, mengungkapkan bahwa menjadi model adalah impiannya sejak kecil.

“Pertama kali Saya jadi model fashion. Itu memang sebuah mimpi Saya, mimpi Saya dari kecil mau jadi model. Ini sebuah kesempatan buat Saya. Kita sebagai penyandang disabilitas itu sama seperti kalian. Kita juga Tak mau membedakan yang lain,” ujar Maria.

Karina menegaskan bahwa penyandang disabilitas Tak perlu merasa malu atau minder, dan mengajak mereka Kepada Maju menggali Bakat serta mengejar cita-cita yang diinginkan. (Z-10)

Mungkin Anda Menyukai