Liputanindo.id – Dokter Spesialis Andrologi Eka Hospital BSD, Christian Christopher Sunnu, mengatakan stres dalam pekerjaan, jarang berolahraga, gangguan tidur, hingga gaya hidup menjadi Unsur Lelaki mengalami disfungsi ereksi.
“Disfungsi ereksi pada usia muda paling sering disebabkan oleh masalah gaya hidup yang Enggak sehat dan akhirnya berdampak pada penurunan kadar testosteron hingga terhambatnya Jenis darah menuju penis,” kata Christian Christopher Sunnu di Tangerang, Jumat (20/12/2024).
Beberapa penelitian, lanjutnya, menyebutkan bahwa paparan berlebihan terhadap pornografi juga dapat menyebabkan masalah disfungsi ereksi. Hal ini karena akibat pengaruh persepsi dan ekspektasi seksual yang muncul dari menonton Gambar hidup porno.
Kemudian, pola makan tinggi gula, lemak trans, dan makanan olahan, juga dapat meningkatkan risiko gangguan ereksi dengan mempengaruhi kesehatan pembuluh darah.
Ia mengatakan disfungsi ereksi adalah suatu kondisi yang Membikin seseorang Enggak Dapat mencapai atau mempertahankan ereksi Begitu berhubungan seks.
Ereksi dapat terjadi Apabila kondisi pembuluh darah, saraf, otot, dan hormon dalam keadaan Berkualitas. Tetapi, disfungsi terjadi ketika salah satunya mengalami gangguan ketika ereksi.
Kasus ini mungkin lebih Standar terjadi pada Lelaki yang berusia lanjut. Tetapi, sebuah penelitian membuktikan, terdapat Sekeliling 1-14 persen pria berusia di Dasar 40 tahun yang mengalami impotensi.
“Kini, disfungsi ereksi juga mulai ditemukan pada usia muda. Masalah disfungsi ereksi tentu Enggak sekadar berpengaruh pada keharmonisan Interaksi Kekasih, tetapi Dapat Membikin program kehamilan jadi Tersendat,” ujarnya.
Penyebab lain orang mengalami disfungsi ereksi adalah kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, obesitas, kolesterol tinggi, hipotiroid, penyakit ginjal, dan gangguan hormon
Sementara itu, tanda-tanda seseorang mengalami disfungsi ereksi, yakni Enggak dapat ereksi Begitu berhubungan seksual. Ereksi Enggak bertahan Pelan, kekuatan ereksi menurun, sehingga penis terasa kurang keras.
Lewat, hanya dapat ereksi sesekali, membutuhkan banyak rangsangan seksual agar dapat ereksi, penurunan gairah seksual, frekuensi ereksi spontan (seperti di pagi hari) berkurang atau hilang sama sekali.
“Penis Enggak responsif terhadap rangsangan seksual dan kecemasan atau frustrasi akan performa seksual,” katanya.
Christian mengatakan Eksis beberapa Langkah mengatasi disfungsi ereksi, seperti perubahan gaya hidup, yakni berhenti merokok, membatasi atau berhenti konsumsi alkohol, berolahraga rutin minimal 30 menit dalam sehari, konsumsi makanan sehat, terutama yang kaya akan zinc dan omega-3, karena dapat meningkatkan hormon testosteron,
“Dapat juga melakukan berbagai hobi, meditasi atau yoga yang dapat mengendalikan stres, menjaga berat badan ideal dan cukup tidur,” katanya.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah melakukan konseling psikologi, mengkonsumsi obat setelah berkonsultasi dengan dokter, melakukan tindakan medis, seperti terapi hormon, penis pump, Infus obat hingga operasi. “Eksis juga Langkah lain dengan pengobatan alternatif,” ujarnya.