Penilaian Fitch Tak Cerminkan Kondisi Ekonomi Makro

Ilustrasi. Foto: dok Kemenkeu.

Jakarta: Penilaian lembaga pemeringkat Fitch Ratings mengenai kemampuan kredit Indonesia tak dapat diartikan pada kondisi ekonomi makro di Tanah Air. Karena dasar yang menjadi penilaian lembaga pemeringkat itu ialah terkait kesanggupan fiskal negara Demi membayar utang.
 
“Ini indikatornya sangat sederhana, kemampuan Demi membayar kembali utang-utang Indonesia dan Enggak terlalu terkait kepada kehidupan ekonomi riil di masyarakat,” kata Analis Senior Indonesia Strategic and Economics Action Institution Ronny P. Sasmita Ketika dihubungi, Rabu, 12 Maret 2025.
 
Karenanya, Apabila kemampuan fiskal Demi membayar utang dikatakan Bagus-Bagus saja oleh pemerintah, lanjut Ronny, maka berdasarkan penilaian Fitch, tak Eksis yang salah dengan klaim pemerintah. Karena Apabila merujuk standar Dunia, batas Kondusif rasio utang terhadap PDB suatu negara ialah 60 persen.
 
Sementara sejauh ini rasio utang Indonesia terhadap PDB berada di kisaran 40 persen. Dalam konteks itu, Ronny menilai tak Eksis yang salah Apabila dikatakan Bagus-Bagus saja. Itu meski Ketika ini tak Eksis kejelasan dari pemerintah mengenai pengelolaan fiskal di tengah banyaknya program-program baru yang sedang dan yang akan diluncurkan.
 
Tetapi pernyataan Bagus-Bagus saja tak Betul Apabila ditujukan Demi menggambarkan kondisi perekonomian secara menyeluruh. Pasalnya, gelombang pemutusan Interaksi kerja (PHK), pelemahan daya beli masyarakat, hingga tren depresiasi nilai Ganti rupiah Lagi Maju membayangi.
 
“Jadi kalau Sri Mulyani mengatakan ekonomi Bagus-Bagus saja dengan menggunakan parameter yang dipakai oleh Fitch Ratings saya pikir Enggak salah. Karena Fitch Ratings Enggak menurunkan rating surat utang kita,” kata Ronny.
 
“Tapi kalau Sri Mulyani mengatakan kelas menengah dan kelas menengah ke Rendah Bagus-Bagus saja, saya pikir salah juga dia. Karena kita Kembali Eksis masalah di situ, dan itu dirasakan oleh Dekat Segala masyarakat kelas menengah ke Rendah dan pelaku usaha yang segmen pasarnya kelas menengah ke Rendah merasakan penurunan permintaan itu,” tambah dia.
 

Cek Artikel:  Pengamat Ingatkan Mentan Baru Segera Selesaikan Stok Pupuk dan Optimalisasi Lahan


(Ilustrasi. Foto: Medcom.id)
 

Ekonomi Indonesia sedang Enggak Bagus-Bagus saja

 
Senada, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan ekonomi Indonesia sedang berada dalam tekanan dan bukan di posisi yang Betul Demi dikatakan Bagus-Bagus saja. Data-data yang digunakan pemerintah Demi menilai ekonomi dalam kondisi sehat sejatinya bersifat data agregat, alias yang hanya muncul di permukaan.
 
“Tapi kalau kita lihat detailnya atau breakdownnya, ini banyak sektor yang Lagi Malah mengalami penurunan jumlah tenaga kerja, itu yang direfleksikan dengan PHK. Di antaranya sektor-sektor pada karya seperti industri sepatu dan industri Pakaian,” terang dia.
 
“Orang bekerja full time itu cenderung mengalami penurunan, yang bekerja part time dan Separuh menganggur itu Malah relatif meningkat. Walaupun ini semuanya dalam kategori bekerja kalau dalam penggolongan, tapi tingkat kualitas pekerjaannya menjadi masalah,” lanjut Faisal.
 
Sebelumnya diberitakan, Indonesia berhasil mempertahankan peringkat kredit ‘BBB’ dengan outlook Kukuh berdasarkan hasil asesmen Fitch Ratings yang telah dilaksanakan pada awal Februari Lampau. Stabilitas ekonomi dan terjaganya rasio utang pemerintah menjadi poin kekuatan Indonesia pada asesmen tersebut.
 
Pemerintah menyambut Bagus hasil afirmasi peringkat kredit dimaksud dan Maju menjaga disiplin fiskal. Meskipun defisit fiskal diproyeksikan sedikit meningkat ke 2,5 persen dari PDB pada tahun ini, Fitch menganggap pemerintah tetap berkomitmen Demi meningkatkan mobilisasi pendapatan sekaligus melaksanakan efisiensi pengeluaran.
 
Kebijakan ini berkontribusi pada stabilitas rasio utang pemerintah, yang diperkirakan akan menurun secara moderat menjadi 39,1 persen dari PDB pada tahun 2028, yang menunjukkan konsistensi pengelolaan utang secara hati-hati.
 
“Keputusan Demi mempertahankan outlook Kukuh mencerminkan keyakinan Fitch bahwa Indonesia diprediksi tetap Bisa menjaga stabilitas makroekonomi dengan memelihara prospek pertumbuhan ekonominya. Selain itu, afirmasi peringkat oleh Fitch ini juga menjadi bukti konkret kebijakan di Indonesia Maju terjaga dengan Bagus,” Terang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dikutip dari siaran pers.

Cek Artikel:  Genjot Daya Saing, AirNav Dorong UMKM Binaan Bertransformasi Digital

Mungkin Anda Menyukai