
RELEVANSI aktivitas penilaian yang selama ini terkesan lebih menekankan pada aspek akuntabilitas ketimbang sebagai upaya mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran siswa mulai dipertanyakan. Pemanfaatan penilaian (tes) standar yang digunakan sejauh ini dinilai sudah sedikit berlebihan, yang di banyak negara hasilnya mulai digugat.
Sejumlah penilaian standar yang digunakan Buat mengukur hasil belajar dan pencapaian kurikulum Rupanya belum sepenuhnya berhasil meningkatkan kemampuan/keterampilan transfer dan metakognitif siswa. Padahal, kedua kemampuan/keterampilan berpikir ini dibutuhkan guna membantu siswa memecahkan masalah-masalah baru yang konteksnya berbeda dari yang sebelumnya dipelajari.
Penilaian standar dianggap sudah terdeviasi dengan memperlakukan kegiatan penilaian hanya sebatas Buat kepentingan akuntabillitas dan Menyaksikan pencapaian pendidikan siswa secara makro. Dengan begitu, esensi penilaian yang merupakan bagian integral dari pengajaran, yakni Buat membantu dan meningkatkan kualitas pembelajaran siswa, terabaikan. Pengendali kebijakan pendidikan hanya puas dengan data agregat/makro sehingga lupa dengan tugas utamanya Buat mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi setiap individu anak (secara adil dan merata).
Padahal, dunia pendidikan Demi ini sedang mempersiapkan siswa Buat sebuah era di Demi penciptaan pengetahuan sudah menjadi esensi baru. Literasi dan strategi berpikir kritis sudah menjadi kebutuhan Konkret Buat membantu siswa memecahkan berbagai masalah kompleks dalam konteks dan situasi budaya yang berbeda. Pendidikan berperan Krusial dalam mempersiapkan siswa Buat dapat berkonstribusi memecahkan berbagai persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat terdekatnya.
Buat memenuhi kebutuhan itu, berbagai perubahan dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian menjadi sebuah keniscayaan. Proses pembelajaran harus berpindah dari yang selama ini berorientasi pada pengetahuan prosedural dan hapalan (rote learning) menjadi pembelajaran yang mengutamakan pada kedalaman (deeper learning) dan bermakna. Aktivitas penilaian juga sudah harus berubah dari yang sebelumnya menggunakan penilaian (tes) standar yang hanya mengukur kemampuan berpikir prosedural dan hapalan, menjadi penggunaan penilaian alternatif seperti penilaian portofolio yang mengukur kemampuan berpikir kompleks, dalam, dan substantif.
Penilaian alternatif
Penilaian alternatif adalah penilaian nontradisional yang menilai perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk (Herman et al., 1992; Marzano, 1993; Stiggins, 1993; Bookhart, 2001; Zainul, 2001).
Penilaian alternatif memberikan tugas langsung yang mengharuskan siswa Buat melakukan suatu kegiatan yang menuntut penerapan pengetahuan dan keterampilan dari beberapa tujuan pembelajaran dan menggunakan kriteria yang Terang Buat mengevaluasi seberapa Berkualitas siswa dalam mengaplikasikan tugas itu. Penilaian alternatif menuntut siswa Buat melakukan sesuatu berdasarkan pengetahuan/keterampilan yang telah mereka kuasai sebelumnya, seperti Membikin rak Naskah, Membikin laporan proyek, atau mendemonstrasikan, seperti menunjukkan bagaimana Langkah mengukur massa pada skala laboratorium (Nitko, 2004).
Peniaian portofolio
Penilaian portofolio adalah kumpulan karya siswa yang menunjukkan upaya, kemajuan, dan pencapaian siswa dalam satu atau lebih bidang. Koleksinya harus mencakup partisipasi siswa dalam memilih konten, kriteria pemilihan, kriteria penilaian prestasi, dan bukti Cerminan diri siswa (Meyer, 1990). Seperti yang diilustrasikan dalam definisi di atas, “Portofolio memberikan penjelasan yang kompleks dan komprehensif tentang kinerja siswa dalam konteksnya,” (Paulson, 1991). Proses pengembangan portofolio dan kesepakatan tentang kandungan isinya mengindikasikan pendidikan berkelanjutan bagi siswa dan guru.
Portofolio sebagai penilaian alternatif merujuk pada pendekatan penilaian yang Enggak hanya mengandalkan ujian tertulis atau tes standar, tetapi juga mengambil karya Konkret atau hasil kerja yang dihasilkan oleh individu sebagai bagian dari penilaian mereka. Ini mencakup berbagai jenis pekerjaan, proyek, tugas, dan prestasi yang mencerminkan kemampuan, keterampilan, dan pemahaman seseorang dalam suatu mata pelajaran atau area tertentu.
Pendekatan penilaian alternatif portofolio ini Mempunyai beberapa manfaat. Pertama, mengukur kemampuan sebenarnya. Portofolio memungkinkan individu Buat menunjukkan kemampuan dan keterampilan mereka dalam situasi yang lebih Konkret dan kontekstual Apabila dibandingkan dengan tes standar. Ini menciptakan gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan siswa sebenarnya ketimbang hanya mengandalkan pengetahuan teoretis.
Kedua, memfasilitasi pembelajaran aktif. Dengan bekerja pada proyek-proyek dan tugas-tugas Buat Membikin portofolio, hal itu mendorong pembelajaran siswa aktif dan pemahaman mendalam. Mereka harus menerapkan konsep-konsep dalam situasi Konkret, memecahkan masalah, dan Membikin keputusan berdasarkan pemahaman mereka.
Ketiga, menghargai diversitas. Portofolio memungkinkan individu Buat menunjukkan berbagai keterampilan dan Bakat yang mungkin Enggak dapat diukur dengan Berkualitas dalam ujian standar. Kondisi itu menciptakan kesempatan bagi orang-orang dengan Berbagai Ragam kekuatan Buat bersinar melalui Langkah yang sesuai dengan potensi masing-masing. Pendekatan ini juga mendorong kreativitas dan Penemuan karena individu diberikan kebebasan Buat memilih Langkah menyelesaikan tugas atau proyek yang diberikan. Ini memungkinkan mereka Buat berpikir di luar kotak dan menunjukkan ide-ide orisinal.
Keempat, persiapan Buat dunia Konkret. Portofolio mencerminkan tugas-tugas dan pekerjaan yang dilakukan di dunia Konkret. Ini membantu mempersiapkan individu Buat tantangan yang akan mereka hadapi di tempat kerja atau dalam kehidupan profesional mereka.
Kelima, menilai keterampilan tambahan. Selain pengetahuan akademis, portofolio juga dapat menilai keterampilan tambahan seperti kemampuan komunikasi, pemecahan masalah, kerja tim, dan manajemen waktu.
Sebagai instrumen penilaian, portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang digunakan Buat menunjukkan karya terbaik mereka atau memperlihatkan pertumbuhan/perkembangan pembelajaran siswa selama rentang waktu tertentu. Tetapi, portofolio bukan sekadar kumpulan seluruh karya siswa. Karya yang dimasukkan ke dalam portofolio dibatasi pada karya-karya terbaik dan yang sesuai dengan tujuan portofolio.
Barang-barang yang dimasukkan ke portofolio dipilih dengan cermat dan sengaja agar koleksi secara keseluruhan dapat memenuhi tujuan tersebut. Karya terbaik berisi produk akhir terbaik dari siswa dan umumnya digunakan Buat tujuan penilaian sumatif. Isi portofolio yang dikategorikan ‘kumpulan karya terbaik’ juga sering kali digunakan sebagai dasar Buat menyertifikasi prestasi siswa dalam bidang seni.
Otoritas pendidikan mungkin memerlukan berbagai jenis karya, seperti gambar, lukisan, produk kerajinan, dan karya dalam berbagai media yang dipilih oleh siswa. Dalam konteks matematika, otoritas pendidikan mungkin akan menetapkan persyaratan agar portofolio siswa mencakup lima hingga tujuh karya terbaik yang melibatkan berbagai jenis aktivitas, alat, dan topik.
Portofolio meningkatkan kepemimpinan
Siswa perlu belajar bagaimana Membikin portofolio yang dikategorikan ‘karya terbaik’ Buat mempresentasikan diri mereka dengan Langkah yang terbaik. Di antara keterampilan Membikin portofolio yang perlu dikuasai oleh siswa ialah kemampuan Buat memutuskan dengan Cocok apa yang Ingin mereka komunikasikan atau Letih melalui portofolio.
Selain itu, Langkah memilih barang yang akan dimasukkan ke portofolio, strategi terbaik dalam menyajikan karya yang dipilih, dan kemampuan mengevaluasi kualitas karya yang dipilih menggunakan rubrik penilaian yang akan digunakan pada portofolio mereka. Seperti bentuk penilaian alternatif lainnya, penilaian terhadap portofolio dilakukan setelah rubrik penilaian dikembangkan. Rubrik penilaian Buat portofolio biasanya berlaku Buat menilai keseluruhan portofolio dan bukan Buat tiap-tiap bagian secara terpisah, meskipun Eksis juga pengecualian. Wallahu’ alam bishshawab
.