Penglihatan Anak-anak Mungkin Memburuk Selama Penguncian Covid-19

Penglihatan Anak-anak Mungkin Memburuk Selama Penguncian Covid-19
ilustrasi(freepik.com)

SEBUAH penelitian yang diterbitkan di Jama Ophthalmology mengatakan, pelajar muda yang baru-baru ini mengalami satu tahun penguncian akibat pandemi covid-19, mungkin telah mengalami penurunan penglihatan.

Studi yang dilakukan oleh Sun Yat-sen University School of Public Health ini didasarkan pada data dari pemeriksaan mata tahunan yang diberikan kepada lebih dari 2.000 siswa di belasan sekolah dasar di Guangzhou, Tiongkok, dari 2018 hingga tahun lalu.

Kurang Lebih 13% siswa kelas dua yang menjalani pemeriksaan mata pada tahun 2018 mengalami rabun jauh pada tahun 2019, menurut penelitian tersebut. Sebagai perbandingan, lebih dari 20% dari mereka yang menjalani pemeriksaan mata pada tahun 2019 menjadi rabun jauh pada tahun lalu, perbedaan yang signifikan secara statistik. Tes awal dari kedua kelompok menunjukkan bahwa sekitar 7% siswa mengalami rabun jauh.

Cek Artikel:  Pendidikan di Indonesia Belum Bisa Kerek Indeks Pembangunan Orang

Baca juga : Berbagai Program Upaya Penyembuhan Gangguan Penglihatan

Dampak pada penglihatan siswa berusia sembilan tahun ke atas tampaknya dapat diabaikan, kata para peneliti. Intervensi menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih muda lebih rentan terhadap efek lingkungan pada penglihatan mereka.

Studi ini tidak mengeksplorasi jam yang dihabiskan anak-anak di depan layar komputer sebagai bagian dari pembelajaran jarak jauh, atau waktu yang dihabiskan untuk membaca buku, pembaca muda yang rajin dapat mengembangkan rabun jauh juga sehingga tidak mungkin untuk menarik kesimpulan tentang efek waktu layar pada penglihatan mreka.

Tetapi Carlos Emmanoel Chua, presiden dari Philippine Society of Pediatric Ophthalmology and Strabismus, mengatakan penelitian di Hong Kong, Singapura, dan Tiongkok juga menyimpulkan bahwa pandemi berdampak negatif pada penglihatan anak-anak karena berbagai alasan.

Cek Artikel:  Ini yang Harus Disiapkan Keluarga Apabila Eksis Kerabat yang Divonis Penyakit Alzheimer

Baca juga : Hindari Kebutaan, Bayer Ingatkan Pemeriksaan Retina Rutin bagi Pasien Diabetes

“Apakah itu karena terjebak di dalam ruangan, melakukan lebih banyak aktivitas di dalam ruangan dan sekolah online, atau tidak dapat menemui dokter mereka untuk janji tahunan mereka untuk memeriksa perkembangannya, lebih banyak siswa yang mengalami rabun jauh selama pandemi daripada sebelumnya,” kata Chua.

Sebuah penelitian terhadap anak-anak di Australia dan Singapura pada tahun 2018 menemukan bahwa aktivitas di luar ruangan, meski hanya beberapa jam sehari, membantu mengurangi risiko rabun jauh. Ini adalah salah satu temuan yang dikatakan hua mendorong dokter mata anak di Filipina untuk memulai kampanye pra-covid-19 untuk mendorong anak-anak bermain di luar.

Cek Artikel:  RUU PPRT Ciptakan Kenyamanan dan Keamanan PRT di Tanah Air

Filipina adalah salah satu dari sedikit negara di mana sekolah masih belum dibuka kembali dan anak-anak terus belajar dari jarak jauh.Chua mengatakan bahwa selama pandemi, kelompoknya telah meningkatkan upaya untuk mendorong lebih sering bermain di luar ruangan dan istirahat dari layar.

“Sedikit aktivitas ekstra di luar ruangan akan membantu memperlambat perkembangan miopia,” katanya. 

Engkau harus istirahat,” tandasnya. (Aiw/Straitstimes/S-1)

Mungkin Anda Menyukai