Liputanindo.id – Pemerintah Jepang mewajibkan produsen besar Buat menggunakan plastik Siklus ulang demi menekan polusi plastik. Kewajiban ini seiring dengan upaya Jepang mendorong dekarbonisasi.
Kementerian Perekonomian, Perdagangan dan Industri mempresentasikan rencana tersebut pada pertemuan para Ahli, yang juga membahas Langkah-Langkah Buat memanfaatkan sumber daya yang terbatas secara efektif, demikian laporan Kyodo News, Senin (1/7/2024).
Ketika ini di Jepang, sebagian besar sampah plastik didaur ulang melalui pembakaran, sebuah metode yang disebut Siklus ulang termal, Ialah panas yang dihasilkan digunakan Buat pembangkit listrik atau keperluan lainnya.
Tetapi metode itu Enggak disetujui oleh Uni Eropa. Uni Eropa menganggap Siklus ulang termal yang mengeluarkan CO2 sebagai pemulihan Daya, bukan Siklus ulang.
Dua Langkah lain Buat mendaur ulang plastik adalah Siklus ulang bahan, Ialah sampah plastik digunakan kembali sebagai bahan mentah Buat Membikin produk baru, dan Siklus ulang kimia, Ialah sampah plastik dipecah secara kimia menjadi bahan mentah Buat menghasilkan produk yang Betul-Betul baru, menurut Plastic Waste Institut Manajemen.
Berdasarkan undang-undang yang berlaku Ketika ini, produsen Enggak wajib menggunakan plastik Siklus ulang, dan mereka hanya diminta melakukan upaya yang wajar Buat mencapai tujuan tersebut.
Melalui revisi tersebut, pemerintah sedang mempertimbangkan Buat memperkenalkan sistem yang mengeluarkan rekomendasi atau bahkan mengenakan denda kepada mereka yang kurang berprestasi.
Plastik pada umumnya sulit terurai di alam karena stabilitasnya yang tinggi, Tetapi setelah terdegradasi akibat pengaruh sinar ultraviolet dan gelombang laut, plastik tersebut berubah menjadi mikroplastik yang dianggap berbahaya bagi kehidupan laut dan perairan.
Apabila undang-undang yang direvisi ini diberlakukan dan mulai berlaku, konsumen mungkin harus membayar lebih Buat produk plastik, karena biaya Siklus ulang plastik Tetap tinggi dibandingkan dengan memproduksi plastik dari sumber daya fosil.
Plastik digunakan Buat sejumlah aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Volume konsumsi produk plastik di Jepang mencapai 9,10 juta ton pada tahun 2022, menurut lembaga tersebut, dengan pembungkus dan wadah menyumbang Bagian terbesar sebesar 44,7 persen, diikuti oleh perangkat elektronik sebesar 15,4 persen.
Negara-negara industri Grup Tujuh (G7), termasuk Jepang, telah sepakat Buat mengakhiri polusi plastik tambahan yang dilakukan negara-negara anggotanya pada tahun 2040.