RABU Wekasan adalah istilah yang disematkan oleh orang Jawa bagi hari Rabu terakhir yang terdapat pada bulan kedua dalam penanggalan Hijriyah, yakni Safar atau Shafar. Pada hari tersebut, dianggap sebagai datangnya bala’ (musibah).
Dikutip dari Kitab Kanzun Najah wa Surur, sebagian ulama tasawuf tingkat makrifat menuturkan bahwa sebanyak 320.000 bala’ akan diturunkan ke Bumi. Karena itu, mereka melakukan amaliah khusus sebagai bentuk ikhtiar agar terhindar dari bala’ tersebut.
Berikut rinciannya sebagaimana dilansir @darsalirboyo.
Baca juga : Keistimewaan dan Bahaya di Balik Hari Rabu
Melaksanakan salat sunah empat rakaat dengan satu kali salam. Setelah membaca Surat Al-Fatihah di setiap rakaatnya, membaca sejumlah surat yaitu Surat Al-Kautsar (17x), Surat Al-Ikhlas (5x), Surat Al-Falaq (1x), Surat An-Nas (1x).
a. Niat salat sunah empat rakaat.
أُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ سُنَّةٌ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushallii arba’a raka’aatin sunnatan lillahi ta’aala.
Saya niat salat empat rakaat karena Allah ta’aala.
Baca juga : Keutamaan Salat Tasbih dan Tata Metode Mengerjakannya
Salat ini harus diniati salat sunah mutlak/salat menolak bahaya. Kagak boleh diniati salat Rebo Wekasan tau salat bulan Shofar. Ini karena tidak ada dalil sharih yang mengkhususkan pelaksanaan salat tersebut.
b. Doa setelah salat.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، اَللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى، وَيَا شَدِيدَ الْمِحَالَ، يَا عَزِيزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيعُ خَلْقِكَ، اكْفِنِي مِنْ جَمِيعِ خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجَمِّلُ، يَا مُتَفَضِّلُ، يَا مُنْعِمُ، يَا مُكْرِمُ، يَا مَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، ارْحَمْنِي بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اللَّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيْهِ، وَجَدِّهِ، وَأَبِيْهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيْهِ، اكْفِنِيْ شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ، وَ يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيُّ الْعَظِيمِ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Ketika sampai pada ayat ke-58 yaitu سَلَام قَوْلًا مِنْ رَبِّ رَّحِيْمِ, lafaz tersebut diulang sebanyak 313 kali, kemudian dilanjutkan hingga akhir surat.
a. Doa setelah membaca Yasin.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ اللهُم صَل وَسَلّمْ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمّدٍ صَلَاةٌ تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ، وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيعَ الْحَاجَاتِ، وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيعِ السَّيِّئَاتِ، وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَرَجَاتِ، وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيعِ الْخَيْرَاتِ فِي الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ. اَللَّهُمَ اصْرِفْ عَنَّا شَرَّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَخْرُجُ مِنَ الْأَرْضِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَصَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Dilanjutkan membaca doa keselamatan dunia dan akhirat.
Baca juga : Doa Menyambut Rabiul Awal beserta Bahasa Arab, Latin, Artinya
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ مَعَ السَّلَامَةِ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
3. Menulis tujuh ayat.
Dikutip dalam Kitab Nihayatuz Zain (juga dalam Kitab Kanzun Najah Was Surur), disunnahkan menulis tujuh ayat salamun yang terdapat dalam Al-Quran pada malam Rabu terakhir bulan Safar.
Berikut tujuh ayat tersebut.
سَلَامٌ قَوْلًا مِّنْ رَّبِّ رَّحِيمٍ سَلَامُ عَلَى نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ سَلَامُ عَلَى إِبْراهِيْمَ سَلَامُ عَلَى مُوسَى وَهَارُوْنَ سَلَامُ عَلَى إِلْ يَاسِيْنَ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Salaamun qaulam mirrabir rahim (QS Yasin: 58), salaamun alaa nuhin fil aalamiin (QS As-Saffat: 79), salaamun alaa Ibrahim (QS As-Saffat: 109), salaamun alaa musa wa harun (QS As Saffat: 120), salaamun alaa ilyasin (QS As Saffat: 130), salaamun alaikum thibtum fadhkhuluha khalidiin (QS Az-Zumar: 73), salaamun hiya hattaa math la’il fajr (QS Al-Qadr: 5).
Berikut tata cara menulis.
Baca juga : Bacaan Tahlilan dalam Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahannya
a. Menuliskan tujuh ayat di atas permukaan piring/wadah dengan menggunakan pensil/sejenisnya (sekiranya bisa lebur dan luntur dengan air).
b. Sepuhngkan air pada tulisan tersebut, gosok hingga tulisan lebur dan larut dengan air sembari membaca selawat. Kemudian minum larutan air tersebut.
4. Bersedekah.
Salah satu hal yang bisa kita usahakan dalam menangkal musibah ialah dengan bersedekah. Dalam kitab Tanqihul Qoul disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sedekah dapat menolak bala’ (bahaya) dan memanjangkan umur.”
Baca juga: Baca Doa Harta Karun saat Lihat Orang Kumpulkan Emas Perak
Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa pada hari Rebo Wekasan akan diturunkan berbagai bala’ (bahaya), akan tetapi sebagian ulama lain menganggap bahwa hal demikian hanyalah mitos/stigma yang tidak bisa dijadikan sebagai pedoman, mengingat tidak diperbolehkan menganggap suatu hari/hal sebagai kesialan/malapetaka.
Itu ditegaskan Syaikh Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif. “Mengkhususkan terjadinya kesialan pada waktu tertentu, tidak waktu lain, seperti menganggap sial bulan Safar atau yang lain, tidak dibenarkan.”
Terlepas dari semua itu, pada dasarnya segala sesuatu ialah kehendak Allah SWT. Berkualitas dan buruk ialah ketetapan-Nya. Karenanya, segala amal ibadah yang kita lakukan merupakan bentuk ikhtiar dan keinginan untuk berlomba dalam kebaikan, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta Alam, dan berharap mendapatkan keridaan. Segala sesuatu selalu memiliki hikmah dan rahasia yang tak selalu dapat kita pahami begitu saja. (Z-2)