Pengembangan Transmisi Listrik Jadi Kunci Pacu Transisi Kekuatan dan Pertumbuhan Industri

Pengembangan Transmisi Listrik Jadi Kunci Pacu Transisi Energi dan Pertumbuhan Industri
Foto udara pekerja melakukan pemeliharaan transmisi jaringan kabel Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB. SP PLN menilai skema power wheeling dalam RUU EBET perlu dihapus karena lebih besar mudarat(ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

PT PLN (Persero) mendukung langkah Pemerintah Indonesia dalam mengerek investasi sektor industri melalui penyediaan energi bersih. Pengembangan transmisi ketenagalistrikan menjadi kunci penting dalam mendorong transisi energi bersih.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani mengatakan, Indonesia memiliki komitmen untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 mendatang. Dalam mencapai target tersebut, Indonesia memiliki peluang dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dengan potensi mencapai 3.677 gigawatt (GW). 

“Dibutuhkan sebuah perencanaan dan komitmen jangka panjang yang harus kita mulai. Itu baru potensi dan itu akan tetap menjadi potensi apalagi (jika) kita tidak melakukan sebuah kebijakan atau regulasi yang sifatnya perlu. Kita mendorong dan memberikan insentif,” kata Rosan dalam detikcom Leaders Lembaga bertajuk “Menuju Indonesia Hijau: Penemuan Kekuatan dan Sumber Daya Orang”, Selasa (17/9). 

Cek Artikel:  Menggila, Harga Emas Antam Naik Rp12.000 Per Gram, BuyBack Naik Rp13.000 Per Gram

Baca juga : Ajinomoto Gandeng PLN untuk Gunakan EBT sebagai Bahan Bakar Produksi

Rosan melanjutkan, pemanfaatan energi hijau kini menjadi salah satu poin penting dalam menjaring investasi termasuk sektor industri. Sejumlah negara umumnya mensyaratkan penggunaan energi bersih sebagai sumber energi utama ketika hendak berinvestasi di suatu negara. 

Pemerintah Indonesia pun berencana mendorong pengembangan kawasan industri yang berbasis energi bersih. Kepada itu, potensi EBT yang ada di Indonesia perlu dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan energi bersih ke depannya. 

Direktur Esensial PLN, Pengabdianwan Prasodjo mengungkapkan, PLN berkomitmen penuh mendukung upaya penyediaan dan pemanfaatan energi bersih di Indonesia.  

Baca juga : PLTP Kamojang Pegang Peran Besar dalam Transisi Kekuatan di Indonesia

Cek Artikel:  Ketika Harbolnas 2024 Berikut Penjelasan dan Tips Agar Belanja Lebih Ekonomis

“Kekuatan listrik memegang peranan kunci dalam upaya mendorong perekonomian nasional. PLN pun siap mendukung upaya transisi energi dalam mencapai target NZE 2060 mendatang sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Pengabdianwan. 

Direktur Formal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Taatrto mengatakan, transisi ke energi bersih membutuhkan transformasi besar, tidak hanya di sisi pembangkitan, namun juga di sisi transmisi.

“Kalau PLN tidak melakukan apa-apa, business as usual, output karbon kita akan mencapai 1,5 miliar metrik ton CO2e, sehingga PLN perlu mendorong pengembangan transmisi untuk mengoptimalkan sumber-sumber energi hijau,” kata Didi. 

Baca juga : PLTGU Tambak Lorok Memulai Operasi Komersial

Didi menjelaskan bahwa banyak sumber daya energi bersih yang tersebar di Indonesia. Tetapi, karena lokasinya jauh dari pusat demand, pemanfaatannya masih belum maksimal. 

Cek Artikel:  Investor Incar Saham BSI Lebih dari Penawaran 12%

“Oleh karena itu, dibutuhkan infrastruktur transmisi yang bisa mengevakuasi daya tersebut kepada pusat-pusat demand listrik,” papar Didi.

Didi menjelaskan, peningkatan infrastruktur ketenagalistrikan nasional khususnya transmisi memerlukan dukungan pemerintah. Salah satu tantangan dalam mengembangkan infrastruktur ketenagalistrikan yaitu dari sisi keekonomian transmisi, di mana Return on Investment (ROI) pengembangan transmisi lebih rendah dibandingkan pembangkitan.

“Dalam proses transisi energi, diperlukan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Sehingga, kolaborasi dengan berbagai stakeholder lokal maupun internasional perlu dijalin. Karena ini adalah proyek besar, perlu kolaborasi dari kebijakan, teknologi, inovasi hingga investasi,” pungkas Didi. (Adv)

Mungkin Anda Menyukai