Pengembangan Pertanian di Kota Sukabumi Terkendala Alih Fungsi Lahan

Pengembangan Pertanian di Kota Sukabumi Terkendala Alih Fungsi Lahan
Seorang petani di Kota Sukabumi tengah mengolah hasil panen.(MI/BENNY BASTIANDY)

SEKTOR pertanian di Kota Sukabumi, Jawa Barat, dihadapkan pada berbagai tantangan di tengah upaya mewujudkan ketahanan pangan. Terutama alih fungsi lahan seiring pertumbuhan penduduk dan pembangunan.

Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji menjelaskan, pembangunan sektor pertanian di Kota Sukabumi bukan perkara mudah. Terutama keterbatasan lahan yang makin hari makin tergerus alih fungsi lahan.

“Begitu ini lahan pertanian produktif tinggal tersisa Sekeliling 1.295 hektare. Setiap tahun rata-rata berkurang 2,5% karena terjadi alih fungsi lahan,” ujarnya, Selasa (11/2).

Kondisi itu berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Sejauh ini Nyaris 70% kebutuhan pangan Tetap mengandalkan pasokan dari luar daerah, seperti Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi.

Cek Artikel:  Bencana di Cianjur Terjadi di 27 Posisi di 11 Kecamatan

“Kondisi Begitu ini perlu diimbangi dengan penerapan LP2B (lahan pertanian pangan berkelanjutan), agar tak terjadi alih fungsi lahan,” tegasnya.

Tantangan lainnya yang dihadapi sektor petanian Yakni cuaca. Tak sedikit kejadian bencana alam berdampak terhadap kondisi infrastruktur pertanian, satu di antaranya jaringan irigasi.

“Hingga Begitu ini dilaporkan sedikitnya Terdapat 13 titik jaringan irigasi tersier yang kondisinya rusak,” terang Kusmana.

Kondisi yang harus jadi perhatian dalam waktu dekat Yakni pemenuhan kebutuhan komoditas pangan menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Diharapkan stok dan pasokannya Enggak Tiba Mandek.

“Kota Sukabumi bukan daerah sentra produksi pangan. Jadi, harus diperhatikan kondisi stok dan pasokannya. Jangan Tiba tersendat,” pungkasnya.

Cek Artikel:  Roeang Kita UMKM Fest, Metode Kementerian Keuangan Jawa Barat Dorong UMKM Naik Kelas

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Adrian Hariadi mengakui upaya pengembangan sektor pertanian juga dihadapkan pada kondisi antusiasme generasi muda. Sejauh ini, kalangan generasi muda yang menggeluti sektor pertanian hanya Sekeliling 1% dari jumlah petani secara keseluruhan.

“Kondisi ini menjadi tantangan yang harus dicari solusinya. Keberlanjutan pengembangan sektor pertanian ke depan tentu akan diemban generasi muda sekarang,” tandasnya.

 

Mungkin Anda Menyukai