PILKADA Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akan diikuti tiga pasangan bakal
calon Bupati dan Wakil Bupati. Konstelasinya dinilai pengamat politik bakal relatif menarik.
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, mengatakan
konstelasi politik pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cianjur tentu
berbeda dengan Pilpres ataupun Pilgub. Pasalnya, tidak terlalu relevan
korelasi kontelasi politik tingkat nasional dengan lokal.
“Ini karena Pilpres, Pilgub, ataupun Pilbup dan Pilwalkot memang soal
penokohan. Jadi, konteksnya soal isu-isu yang akan dibahas itu berbeda,” paparnya, Senin (9/9).
Baca juga : Apabila Terpilih, Herman dan Ibang Sumbangkan Gaji ke Masyarakat Cianjur
Di sisi lain, dia melihat partai politik yang tergabung dalam Koalisi
Indonesia Maju (KIM) Plus pada Pilbup Cianjur juga terpecah. Sehingga tidak tertuju hanya pada satu calon. Kondisi serupa juga terjadi di Jawa Barat.
“Makanya, dengan terpecahnya partai-partai yang di bawah, ini menyebabkan tidak ada klaim bahwa yang paling dekat dengan pusat. Kecuali memang pertarungan KIM Plus seperti di Jakarta, misalnya Ridwan Kamil versus Pramono-Rano. Ini memang pertarungan KIM plus. Tapi kalau Pilkada Cianjur sepertinya tak ada narasi ke arah sana,” terangnya.
Arifki menyebutkan, pertarungan pada Pilkada Cianjur dengan tiga pasangan calon dipredikasi bakal cukup menarik. Alasan, ketiga pasangan bakal calon mendapatkan dukungan dari partai politik yang tergabung pada KIM Plus.
Baca juga : Kekasih Deden Nasihin-Neneng Efa Daftar ke KPU, Komitmen Figurkan Cianjur Berkah
“Yang lebih menarik karena ini juga narasinya bahwa di level Pilbup Cianjur dan Pilkada Jawa Barat serta Pilpres juga berbeda dalam konteks Cianjur. Definisinya, KIM Plus di level provinsi pun berbeda dengan KIM Plus pada Pilkada Cianjur. Makanya, ke depan pertarungan di level Cianjur cukup menarik karena memang semua partai juga akan bisa mengklaim paling dekat dengan pusat,” tandasnya.
Partai-partai KIM ini menyebar ke semua calon. Arifki menyebut
masing-masing kandidat akan menjual narasi yang berbeda-beda.
“Ini jadi menarik melihat narasi yang akan dijual masing-masing kandidat untuk menarik elektoral,” pungkasnya.
