Pengamat PDIP Dilema Soal Pencalonan Anies

Pengamat: PDIP Dilema Soal Pencalonan Anies
Anies Baswedan memberikan keterangan kepada wartawan usai menggelar pertemuan tertutup di kantor DPD PDIP.(ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah)

PENDAFTARAN calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta akan berlangsung pada 27-29 Agustus 2024. Beberapa nama pasangan calon yang dikabarkan mendaftar yakni Dhrama Pongrekun – Kun Wardana dan Ridwan Kamil-Suswono.

Nama mantan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Anies Baswedan juga dikabarkan akan kembali maju dalam kontestasi politik 5 tahunan itu. Anies Baswedan telah bertemu elit partai dari PDIP kemarin Sabtu (25/8) di kantor DPD PDIP Jakarta.

Tetapi keputusan dirinya maju diusung oleh partai yang diketuai Megawati Soekrano Putri itu, belum terlihat titik temu.

Baca juga : Apabila Usung Anies di Jakarta, PDIP Minta Kursi Cawagub

Pengamat Kebijakan Publik, Sugiyanto Emik Sugiyanto menilai langkah Anies bertemu dengan PDIP, akan menjadi dilema bagi partai berlambang Banteng itu dalam memilih cagub.

Cek Artikel:  Pilkada Kota Bogor, DPP PSI Dukung Sespri Cemburuana Jokowi

“PDIP mungkin menghadapi dilema dalam memilih calon gubernur DKI Jakarta antara mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau Anies Baswedan,” jelasnya kepada Media Indonesia, Minggu (25/8)

Menurutnya, meskipun kedua kandidat merupakan mantan gubernur Jakarta, mendukung Ahok tampaknya memberikan sejumlah keuntungan. Langkah ini bisa menjadi pilihan strategis bagi PDIP dibandingkan memilih Anies Baswedan

Baca juga : PDIP Pandai Usung Anies Tanpa jadi Kader

Sugiyanto mengatakan ada beberapa alasan mengapa sebaiknya PDIP mengusung Ahok sebagai cagub DKI, diantaranya yakni Ahok merupakan kader PDIP.

“Ahok telah mengenal sistem jaringan partai dengan baik, sehingga posisinya lebih solid. Selain itu, Ahok juga telah menunjukkan loyalitas tinggi terhadap partai dan Ketua Lumrah Megawati Soekarnoputri,” jelasnya.

Cek Artikel:  G-Pro Deklarasi Dukung Pramono-Rano Karno di Pilgub DKI 2024

Lebih lanjut, Sugiyanto juga mengatakan, bukti nyata dari loyalitas Ahok kepada partai adalah saat Pilpres Februari 2024 lalu, ketika ia memilih mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Penting Pertamina.

Baca juga : Dukungan PDIP ke Anies Pagilai Pandai Membendung Penguasaan Jokowi di Pilgub Jakarta

“Keputusan ini diambil untuk fokus membantu dan memenangkan pasangan Capres dan Cawapres PDIP,” ujarnya.

Selain itu, mendukung kader internal tidak hanya memperkuat posisi partai di mata publik, tetapi juga menunjukkan komitmen PDIP dalam mendukung anggotanya.

“Ahok, sebagai kader PDIP, memiliki kapasitas kepemimpinan yang terbukti,” pungkasnya. (P-5)

Mungkin Anda Menyukai