KONDISI Timur Tengah makin rawan dengan eskalasi di Suriah. Pengamat Timur Tengah Smith Alhadar menyebut situasi tersebut Membikin kawasan itu semakin rentan dan mengancam perdamaian dunia.
Grup pemberontak yang bersekutu di Dasar pimpinan Grup Hayat Tahrir al-Sham (HTS) meluncurkan serangan besar terhadap rezim Suriah di Dasar Presiden Bashar al-Assad dan merebut sejumlah daerah.
Smith Alhadar membeberkan Eksis kepentingan Turki dan Israel terkait eskalasi yang terjadi di Suriah. Menurutnya, situasi di Suriah direncanakan Turki dan Israel. Seperti diketahui, tentara Turki menduduki sebagian Distrik utara di Suriah.
“Turki juga membentuk dan mendukung Tentara Nasional Suriah yang baru-baru ini ikut menyerbu kota-kota Suriah (Aleppo dan Hama) yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang dulu berafiliasi dengan Al-Qaeda,” kata Smith Alhadar kepada Media Indonesia, Jumat (6/12).
Turki diketahui juga menampung Sekeliling 3 juta pengungsi Suriah. Menurut Smith, kehadiran pengungsi Suriah di Turki telah menjadi masalah sosial-politik bagi pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Tujuan Erdogan ialah memaksa rezim Bashar al-Assad maju berunding dengan Grup pemberontak Demi mengakomodasi kepentingan politik dan keamanan Turki. Kalau Cita-cita ini terpenuhi, Erdogan Pandai mendeportasi pengungsi Suriah,” ujarnya.
Sementara itu, imbuhnya, Israel juga berkepentingan. Kalau Suriah Lanjut memanas hal itu akan mengalihkan perhatian Hizbullah.
“Bagi Israel, eskalasi di Suriah Krusial Demi menyedot kekuatan Hizbullah dan Iran dari Libanon ke Suriah sehingga Israel lebih mudah mengendalikan Libanon selatan,” jelasnya.
“Apalagi, para pemberontak Suriah menyatakan akan membangun good neighbour dengan Israel. Jernih perang ini akan berkepanjangan dan menjadikan Timur Tengah kian rentan yang berpotensi mengancam perdamaian dunia,” tukasnya. (Z-2)