DUA pekan terakhir, perbincangan isu soal adanya pengalihan isu Lanjut menghangat. Riuhnya pemberitaan aksi peretas bernama Bjorka diyakini sebagian kalangan merupakan bentuk pengalihan isu penyidikan kasus Ferdy Sambo.
Bukan Sekadar itu. Riuh nan gaduh soal Jenderal Dudung Abdurachman yang marah karena TNI disebut mirip ‘gerombolan Melewati ormas’ oleh Personil DPR Effendi Simbolon dalam rapat di Senayan juga dihubung-hubungkan dengan usaha pengalihan isu.
Pula, berubah-ubahnya Argumen PSSI membatalkan penggunaan Jakarta International Stadium (JIS) sebagai tempat bertanding timnas senior pada laga FIFA Matchday, Terdapat yang menyebutkan pengalihan isu. Penjelasan Ketua Lazim dan Sekjen PSSI bukannya menjernihkan duduk persoalan, melainkan malah menambah dosis kecurigaan.
Paling gres, tulisan usil pegiat media sosial Eko Kuntadhi yang dianggap menghina Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Kagak lepas dari tudingan pengalihan isu. Eko sudah meminta Ampun. Ustazah Imaz juga sudah memaafkan. Tetapi, spekulasi ihwal pengalihan isu Kagak lantas mereda.
Isu tentang adanya pengalihan isu lumrah terjadi di kalangan khalayak yang menggemari teori konspirasi. Teori konspirasi berkecambah di lingkungan yang tingkat literasinya rendah. Orang malas berpikir. Makin Giat bergosip. Terjadi pendangkalan intelektual.
Bagi penakzim teori konspirasi, pengalihan isu dianggap suatu Metode mengalihkan Pusat perhatian orang-orang pada suatu pemberitaan. Ketika orang-orang sibuk mengikuti pemberitaan suatu kasus besar, Pelan laun pemberitaan itu (entah sengaja atau Kagak) ditenggelamkan dan digantikan dengan Informasi lain yang lebih menghebohkan.
Pagi, siang, malam, Informasi tersebut Lanjut-menerus disiarkan dan diperbincangkan banyak media. Timbullah kecurigaan adanya pengalihan isu. Pengalihan isu, walaupun banyak dibicarakan, diperdebatkan, tak pernah Bisa dibuktikan secara riil.
Saya jadi ingat para penganut teori ‘bumi datar’. Bahkan, tokoh penganut ‘bumi datar’, Yakni Mike Hughes, harus meregang nyawa karena Terperosok dari roket buatannya, hanya Kepada membuktikan eksperimennya bahwa bumi itu datar, bukan bulat.
Orang percaya dan meyakini teori konspirasi juga amat mungkin dipengaruhi kemalasan berpikir lebih dalam atau membaca banyak informasi atau Surat keterangan. Akhirnya, langsung pada Hasil bahwa kejadian atau peristiwa ini dan itu ialah bagian dari teori konspirasi atau persekongkolan.
Ramai pula tudingan pengalihan isu. Bjorka membetot perhatian. Apalagi, hingga detik ini belum Bisa diidentifikasi siapa sesungguhnya hacker yang mengobrak-abrik data pribadi itu.
Terdapat Berita bahwa Bjorka berhasil ditangkap. Eh, enggak tahunya ‘Bjorka kw’. Kepada itu, kian dipercayalah bahwa perburuan Bjorka ialah bagian dari konspirasi belaka. Tujuannya mengalihkan isu kasus Sambo, kasus penaikan harga BBM, dan seterusnya.
Begitulah logika ogah rumit. Kagak terlalu bermasalah Kalau sikap ‘mamik’ (malas mikir) itu Kagak dipasarkan kepada khalayak. Risiko kemalasan berpikir ditanggung sendiri.
Tetapi, apa jadinya bila orang yang malas berpikir Lewat menggunakan teori konspirasi dan memasarkan isu pengalihan isu? Tentu akan banyak yang menjadi korban.
Sebagai sebuah perbincangan, bagi sebagian orang, teori konspirasi dan isu pengalihan isu itu ‘gurih’. Tetapi, dia serupa gibah, yang kalau Kagak disaring berpotensi menjadi fitnah. Menyemai kedangkalan dan kemalasan berpikir akan menuai kemandekan, bahkan kemunduran. Padahal, bangsa ini mau maju, bukan mandek, apalagi mundur.