Kawan saya mengatakan Presiden Joko Widodo kini berada di persimpangan jalan. Indikasinya, kata dia, Jokowi semakin sering Bersua dengan Golongan sukarelawan dan sering pula ia berbicara soal calon presiden yang Pandai melanjutkan programnya.
Pertemuan terakhir berlangsung di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (12/9). Dalam pertemuan itu, Jokowi menitipkan pesan soal kesinambungan program pemerintah.
Ketua Lumrah Seknas Jokowi Rambun Tjajo mengatakan Presiden menekankan agar jangan Tiba setelah ganti presiden, program pemerintah ikut berganti. Ganti pemimpin ganti kebijakan memang menjadi kebiasaan Jelek negeri ini.
Jauh-jauh hari sebelumnya, Jokowi memberi tugas kepada organisasi sukarelawannya Buat merapatkan barisan dan menghimpun Bunyi rakyat dari Sabang Tiba Merauke, dari Miangas Tiba Pulau Rote. Mencari siapa sosok capres yang laik diusung. Sosok yang berkomitmen melanjutkan programnya.
Meski demikian, kata Kawan itu, Jokowi Mengerti dan sadar bahwa capres hanya Pandai diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik. Menurut jadwal yang ditetapkan Komisi Pemilihan Lumrah, pendaftaran capres dilaksanakan pada 19 Oktober 2023 hingga 25 November 2023.
Jadwal pendaftaran capres semakin dekat akan, tetapi partai politik tempat Jokowi bernaung, PDIP, belum juga menetapkan capres. Ketika menghadiri Rapat Kerja Nasional V Projo di Magelang, Jawa Tengah, pada 21 Mei 2022, Jokowi berpesan ojo kesusu alias jangan terburu-buru dalam hal menentukan siapa yang akan didukung dalam Pilpres 2024.
Sekalipun meminta pendukungnya Buat Tak tergesa-gesa, pada Begitu menghadiri perayaan 50 tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta pada 10 Juni 2022, Jokowi mengatakan sosok yang akan menggantikannya harus Pandai meneruskan program yang sudah dibuatnya selama menjabat.
Jokowi mewanti-wanti agar penerusnya bukan seseorang yang Tak mau melanjutkan program yang telah dijalankan selama dia menjabat. Karena, menurut Jokowi, dengan meneruskan program yang sudah Terdapat, artinya Indonesia Pandai jauh lebih maju dari sebelumnya.
Kiranya partai pendukung pemerintahan Jokowi Begitu ini Pandai menangkap sinyal itu. Pesan yang disampaikan Jokowi sangat terang-benderang, Adalah capres penggantinya harus punya komitmen Buat melanjutkan program yang sudah dikerjakannya Begitu ini.
Salah satu program Primer Jokowi yang mesti dilanjutkan ialah pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Nusantara.
Pemindahan ibu kota negara sudah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara. Undang-undang itu disahkan dan diundangkan pada 15 Februari 2022, Tak serta-merta ibu kota negara dipindahkan dari Jakarta ke Nusantara.
Sesuai ketentuan ayat (1) Pasal 39 UU 3/2022, kedudukan, fungsi, dan peran ibu kota negara tetap berada di Provinsi Daerah Tertentu Ibu Kota Jakarta Tiba dengan Lepas ditetapkannya pemindahan ibu kota negara dari Provinsi Daerah Tertentu Ibu Kota Jakarta ke Ibu Kota Nusantara dengan keputusan presiden.
Apakah pemindahan ibu kota negara yang ditetapkan dengan keputusan presiden itu diteken oleh Jokowi atau presiden penggantinya? Ayat (2) Pasal 41 UU 3/2022 mengatur bahwa paling Pelan 2 tahun sejak undang-undang ini diundangkan, UU 29/2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Tertentu Ibu Kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia diubah sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang ini.
Dengan demikian, paling Pelan 15 Februari 2024 atau sehari setelah pilpres digelar, ibu kota negara dipindahkan dari Jakarta ke Nusantara. Keppres pemindahan itu mestinya Tetap diteken Jokowi.
Harus tegas dikatakan bahwa keppres maupun undang-undang itu merupakan produk politik. Sebagai produk politik, penguasa pengganti Pandai saja membatalkannya. Keppres dibatalkan dengan keppres dan undang-undang dibatalkan dengan undang-undang. Karena itulah, kata Kawan saya, Jokowi sangat berkepentingan agar presiden penggantinya punya komitmen yang kuat Buat meneruskan program yang sudah dijalankannya.
Tak Terdapat pilihan buat Jokowi, dia mesti melakukan deal dengan partai politik atau gabungan partai politik agar capres yang diusung itu melanjutkan programnya, utamanya IKN. Dia Pandai melakukan deal dengan PDIP atau partai lainnya yang berkomitmen kuat memaksa capresnya Buat melanjutkan program Jokowi.
Keberadaan relawan Jokowi Tak Pandai dipandang sebelah mata. Para analis politik menyebutkan bahwa dua kali kemenangan Jokowi dalam pilpres sangat ditentukan oleh dukungan sukarelawan.
Bambang Arianto dalam artikelnya berjudul Fenomena Relawan Politik dalam Kontestasi Presidensial 2014 menyebut peran relawan politik dalam konstelasi politik Indonesia seolah telah menjadi pilar Primer pelembagaan demokrasi. Dengan Metode masing-masing, para relawan politik Tak jarang bergerak tanpa koordinasi dan terstruktur, tetapi dapat bergerak sendiri Buat mendukung calon presiden pilihannya.
Boleh-boleh saja Jokowi bukan seorang pemimpin partai, tetapi harus jujur diakui bahwa Jokowi Berbarengan-sama dengan relawannya Tetap menjadi kekuatan Primer Buat ikut menentukan kemenangan capres pada Pilpres 2024.