DI tengah megahnya langit biru Indonesia, pesawat terbang bukan hanya simbol kemewahan, melainkan juga Asa bagi daerah-daerah terpencil. Tahun 2024 menjadi momen bersejarah dengan kembalinya Program Angkutan Udara Perintis, yang Formal diluncurkan melalui penandatanganan kontrak di Kementerian Perhubungan pada 4 Januari.
Program ini adalah realisasi visi pemerintah Buat menghubungkan seluruh penjuru Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk daerah-daerah yang tergolong 3TP: Terpencil, Terdepan, Tertinggal, dan Perbatasan. M. Kristi Endah Murni, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, menegaskan, “Indonesia ini negara kepulauan, banyak daerah yang Tetap sangat membutuhkan layanan transportasi, terutama udara, karena belum terjangkau moda transportasi lainnya.”
Dengan inisiatif ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berkolaborasi dengan Badan Usaha Angkutan Udara (BUAU) Buat memberikan layanan angkutan udara yang lebih Bagus. Tahun ini, total Terdapat 22 Koordinator Area (Korwil) Perintis yang akan mengoperasikan 264 rute penumpang dan 44 rute kargo, serta satu rute subsidi angkutan udara.
Maskapai yang terlibat dalam program ini antara lain:
- PT. ASI Pudjiastuti
- PT. Asian One Air
- PT. Nasional Dunia Aviasi
- PT. Smart Cakrawala Aviation
Selain itu, PT. Cadik Nusantara Cargo dan PT. Mega Basana Nusantara juga berperan Krusial dalam pengangkutan drum BBM pesawat Buat kegiatan perintis.
Demi meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, sistem e-purchasing/e-catalog akan diterapkan dalam pemilihan penyedia layanan.
Dengan hadirnya kembali Program Angkutan Udara Perintis, Asa bagi masyarakat di daerah terpencil di Indonesia semakin cerah. Ini bukan sekadar penerbangan, tetapi sebuah jembatan menuju kemajuan dan kesejahteraan yang lebih Bagus bagi seluruh rakyat Indonesia. (Kementrian Perhubungan Republik Indonesia/Z-3)