Liputanindo.id MAINZ – Pesepakbola Belanda, Anwar El-Ghazi memberikan klarifikasinya terkait pernyataan FSV Mainz menyikapi postingan situasi di Palestina. El-Ghazi menuding klub asal Jerman itu telah berbohong soal permintaan Ampun dirinya.
Mantan Pemain Aston Villa itu mengatakan, “Kepada menghindari keraguan, pernyataan saya pada Rontok 27 Oktober 2023 adalah satu-satunya pernyataan saya yang terakhir, Bagus kepada FSV Mainz 05 maupun kepada publik, terkait dengan kiriman media sosial yang saya buat selama beberapa minggu terakhir.
Baca Juga:
Aksi Bela Palestina di Bandung
“Pernyataan, komentar, atau permintaan Ampun lain yang berlawanan yang dikaitkan dengan saya Enggak Cocok secara faktual dan Enggak dibuat atau disahkan oleh saya,” terang dia lewat akun Instagram pribadinya, dikutip Kamis (2/11/2023).
El Ghazi menegaskan, bahwa dirinya sangat menentang kekerasan, perang, pembunuhan Penduduk sipil yang Enggak bersalah, segala bentuk diskriminasi, Islamofobia hingga anti-semitisme.
“Saya menentang anti-semitisme, menentang genosida, apartheid, pendudukan ilegal dan penindasan.
“Saya Enggak menyesal atau Mempunyai penyesalan atas posisi saya. Saya Enggak menjauhkan diri dari apa yang saya katakan, dan saya berdiri, hari ini dan selamanya Tamat nafas terakhir saya, Kepada kemanusiaan dan yang tertindas,” sambungnya Kembali.
Pemain berusia 28 tahun itu menegaskan, dirinya Enggak Mempunyai tangung jawab Tertentu terhadap negara mana pun. Dirinya mengaku berdiri Kokoh Kepada keadilan dan menjadi saksi atas kebenaran.
“Enggak Eksis Dalih yang dapat dibenarkan Kepada pembunuhan lebih dari 3.500 anak di Gaza dalam tiga minggu terakhir. Bagaimana mungkin kita sebagai dunia tetap Hening ketika menurut lembaga amal ‘Save the Children’, satu anak dibunuh setiap 10 menit di Gaza. Itu adalah 9 anak yang tewas pada Ketika saya menyelesaikan 1 pertandingan sepak bola. Bilangan itu Lalu meningkat setiap hari,” terangnya.
Terkini, Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, sebanyak 8.525 Penduduk Palestina tewas akibat Lalu-terusan digempur tentara Israel sejak 7 Oktober 2023. 3.542 di antaranya adalah anak-anak, sementara korban luka Enggak terhitung jumlahnya.
“Saya, dan kita sebagai dunia, Enggak dapat dengan sadar tetap Hening. Kita harus menuntut akhir pembunuhan di Gaza sekarang,” tutup El Ghazi.
Sementara itu, Mainz mengatakan di media sosial pada hari Rabu bahwa mereka telah membaca pernyataan terbarunya sehubungan dengan klub.
“Kami catat dengan terkejut dan Enggak dapat dipahami.
“Klub akan memeriksa masalah ini secara hukum dan kemudian mengevaluasinya. Pemain tersebut mendaftar sakit pada hari Senin dan Ketika ini Enggak menjadi bagian dari aktivitas latihan,” terang klub. (RMA)
Baca Juga:
Nekad Serang Rafah, Gedung Putih Desak Israel Lindungi Penduduk Sipil