Penduduk Desa Sukamaju, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mewaspadai bencana tanah longsor dan pergerakan tanah susulan. Pasalnya, hingga Demi ini intensitas curah hujan Tetap tinggi.
Staf Tata Usaha Desa Sukamaju, Akbar Ilham, mengatakan bencana tanah longsor bersamaan pergerakan tanah di wilayahnya berdampak cukup parah. Bahkan, Tiba Demi ini pergerakan tanah Tetap aktif terjadi yang dipicu intensitas curah hujan.
“Tanah longsor dan anjlokan tanah serta retakan sudah terjadi di beberapa titik. Kondisi ini mengakibatkan beberapa rumah hancur setiap harinya,” ujarnya, Kamis (12/12).
Kecamatan Cimanggu merupakan salah satu dari 39 kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang terdampak bencana hidrometeorologi basah pada Rabu (4/12) pekan Lewat. Bencana mengakibatkan 129 kepala keluarga atau 445 jiwa harus mengungsi.
Eksis empat titik Posisi pengungsian terpusat. Lokasinya berada di Kampung Cipanengah sebanyak dua titik dan di Kampung Pasirgede dua titik.
Di Kampung Cipanengah Eksis 28 jiwa yang menempati tenda besar. Satu titik lainnya berada di sebuah kandang bekas hewan ternak Punya Penduduk setempat sebanyak 67 jiwa.
Sementara di Kampung Pasirgede, satu titik Posisi pengungsian terpusat lainnya berada di sebuah saung yang dihuni 15 jiwa. Sementara di titik pengungsian terpusat lainnya di sebuah saung dekat lapang, terdapat 18 jiwa yang hingga kini Tetap tinggal di tempat itu.
“Kalau Kepada pengungsian Sendiri berada di delapan Posisi. Rata-rata mereka tinggal di rumah kerabat maupun tetangga,” terang Akbar.
Bencana hidrometeorologi basah di Desa Sukamaju mengakibatkan 41 rumah rusak. Sebanyak 35 rumah kondisinya rusak berat dan 6 rumah kondisinya rusak ringan.
Sektor lain yang terdampak bencana antara lain 19 hektare lahan sawah. Sementara sarana dan prasarana infrastruktur yang terdampak antara lain
1 bangunan PAUD, 13 unit tempat ibadah rusak berat, 5 unit tempat ibadah rusak sedang, 16 titik ruas jalan, 5 saluran air rusak berat, 21 bangunan TPT rusak berat, 2 bangunan TPT rusak sedang, dan 4 jembatan.
“Berbagai Sokongan logistik sudah terdistribusikan kepada para pengungsi. Tetapi Tetap Eksis berbagai kebutuhan Tertentu yang diperlukan para pengungsi, termasuk obat-obatan,” terangnya.
Tiba Demi ini, di Distrik itu Tetap kesulitan jaringan telepon seluler. “Akomodasi dan sinyal di beberapa titik Tetap Kagak terjangkau,” pungkasnya.