Pendidikan Anak Usia Pagi, Kunci Bonus Demografi Indonesia 2045

Pendidikan Anak Usia Dini, Kunci Bonus Demografi Indonesia 2045
Pendidikan Anak Usia Pagi Kunci keberhasilan bonus demografi(Dok. Unicef )

MASA awal tumbuh kembang anak merupakan periode krusial dalam kehidupan yang tidak hanya berdampak pada masa depan anak tersebut, tetapi juga menentukan generasi suatu bangsa.

Indonesia, yang tengah mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas 2045, harus memberikan perhatian serius pada pendidikan anak usia dini (PAUD).

Sekalian pemangku kepentingan diharapkan dapat berkolaborasi dan memberikan dukungan terhadap pengembangan layanan PAUD.

UNICEF Indonesia Country Representative Maniza Era menekankan pentingnya perkembangan anak usia dini serta perlunya akses layanan PAUD bagi setiap anak.

“Pahamn-tahun pertama kehidupan membentuk masa depan anak dan masyarakat sebuah generasi. Periode ini menentukan pendidikan, penyerapan lapangan kerja, serta kapasitas produktif mereka,” ujar Maniza dalam program “Unlocking Potential” yang diselenggarakan oleh Tanoto Foundation.

Maniza juga menjelaskan bahwa riset menunjukkan otak bayi berkembang dengan cepat selama tahun-tahun pertama kehidupannya.

Pada usia lima tahun, perkembangan otak anak telah mencapai 90%.

Cek Artikel:  FKG UI Gelar Bakti Sosial Deteksi Awal Stunting Melalui Pemeriksaan Gigi Mulut dan Edukasi Ibu Hamil

Anak-anak yang mengikuti PAUD cenderung lebih berprestasi di sekolah, memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi, dan lebih produktif sebagai warga negara di masa depan.
Sebaliknya, anak-anak yang tidak mengikuti PAUD memiliki hasil belajar yang lebih rendah dan berisiko putus sekolah.

“Investasi pada pendidikan anak usia dini sangat krusial bagi masa depan Indonesia.
Satu tahun pembelajaran pra-sekolah dapat menjadi fondasi penting untuk numerasi, literasi, dan pembentukan karakter anak,” tambah Maniza.

Dalam konteks ekonomi, setiap Rp1 yang diinvestasikan ke dalam pengembangan PAUD dapat menghasilkan keuntungan empat kali lipat.

Oleh karena itu, investasi pada PAUD bukan hanya menjadi kebutuhan mendesak, tetapi juga sebuah investasi jangka panjang yang menguntungkan.

Indonesia yang berambisi mencapai “Indonesia Emas 2045” memproyeksikan populasi sebesar 380 juta jiwa pada tahun tersebut, dengan 60 persen di antaranya berada pada usia produktif.

Cek Artikel:  BMKG Optimalkan Modifikasi Cuaca Atasi Kebakaran Hutan

Demi mencapai bonus demografi ini, persiapan sejak dini menjadi hal yang penting.

Menurut Maniza, tenaga kerja masa depan Indonesia dilahirkan pada periode ini atau akan segera lahir, sehingga investasi pada PAUD akan memberikan dampak yang signifikan.

Tetapi, pengembangan PAUD di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan.

Hanya sekitar 35% anak usia 3-6 tahun yang memiliki akses ke layanan PAUD.

Infrastruktur dan jumlah PAUD, terutama di daerah terpencil, masih sangat terbatas.

 Alokasi anggaran untuk PAUD juga masih minim, hanya mencapai 0,8% dari total anggaran pendidikan nasional, jauh di bawah standar internasional yang sebesar 10%.

Kualitas guru PAUD juga menjadi isu penting.
Demi ini, hanya 60 persen guru PAUD yang memiliki gelar sarjana, dibandingkan dengan 90% di jenjang pendidikan lainnya.

“Tetap ada pandangan bahwa menjadi guru PAUD tidak memerlukan kualifikasi yang tinggi, padahal mereka memegang peran penting dalam membentuk generasi masa depan,” kata Maniza.

Cek Artikel:  Tim Mahasiswa IPB University Raih Pemenang Pertama Zakathon 2024 BAZNAS RI

Selain itu, kesadaran orang tua akan pentingnya PAUD masih belum merata.

Banyak orang tua yang belum memahami manfaat PAUD secara optimal, ditambah dengan masalah keuangan yang membuat beberapa keluarga tidak mampu mengakses layanan PAUD.

Maniza menegaskan bahwa UNICEF terus mendorong dukungan dan investasi yang lebih besar untuk PAUD oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga lembaga non-pemerintah.

Peran penting lainnya adalah memastikan adanya layanan berkesinambungan bagi kesehatan dan kesejahteraan ibu serta anak, serta memperkuat sistem pendukung dan koordinasi yang efektif di tingkat desa.

UNICEF dan pemerintah Indonesia telah memulai langkah nyata dengan berbagai kebijakan dan terobosan, termasuk penggunaan teknologi digital untuk menyebarluaskan materi edukasi tentang pentingnya PAUD.

Perusahaan-perusahaan juga didorong untuk memberikan kebijakan yang ramah keluarga guna mendukung para orang tua dalam mengasuh anak-anak mereka.

“Dengan kerja sama yang kuat dari semua pihak, kita bisa memastikan bahwa PAUD menjadi landasan yang kokoh bagi masa depan Indonesia,” pungkas Maniza. (Z-10)

Mungkin Anda Menyukai