
SEBUAH langkah besar diambil dalam pengembangan teknologi Blockchain di dunia pesantren. Pada Kamis (17/10), di KJRI Dubai, dilakukan penandatanganan kerja sama antara Pondok Pesantren Darul Fiqih dari Lamongan, Jawa Timur, dengan Dubai Blockchain Center dan Sphynx Lab – New Zealand. Acara tersebut dihadiri Gus Adziem (Kaji Doel) selaku pengasuh Pondok, Khalifa AlJaziri AlShehhi, Co-Founder Dubai Blockchain Center, dan Zaidoun Al-Owbydi, CEO dari Sphynx Lab – New Zealand. Kagak ketinggalan, Konsul Jenderal RI Demi Dubai, Denny Lesmana, turut menyaksikan momen bersejarah tersebut didampingi Kusuma Pradopo (HoC)
Yang Membangun acara ini semakin spesial, Sekalian yang hadir tampil dalam balutan sarung, simbol kuat kebudayaan pesantren.
Pakaian sarung yang tradisional ini seakan menjadi pengingat bahwa Penemuan modern seperti Blockchain tetap Dapat selaras dengan nilai-nilai budaya dan tradisi.
Kerja sama ini adalah bagian dari Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UAE).
Dengan mengenalkan teknologi Blockchain ke pesantren, generasi muda Indonesia Kagak hanya diajak Demi memahami Keyakinan, tapi juga Demi terjun ke dunia teknologi masa depan.
Tujuannya? Agar mereka Kagak ketinggalan Era dan semakin siap menghadapi dunia yang serba digital.
Penandatanganan yang berlangsung di Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Dubai ini bukan hanya perjanjian formal, tetapi juga Bentuk Konkret bahwa tradisi dan teknologi Dapat berjalan beriringan, membentuk masa depan yang lebih maju Demi Indonesia. (Z-1)

