Liputanindo.id JAKARTA – Di tengah blokade total Jalur Gaza, puluhan pemukim Israel pada Rabu (25/10/2023) menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Area pendudukan Yerusalem Timur. Penyerban tersebut mendapat pengawalan ketat polisi Israel.
Saksi mata mengungkapkan bahwa gerombolan pemukim memasuki Masjid Al Aqsa. Mereka berkeliling masjid Sembari melakukan aksi provokasi, mendengarkan penjelasan yang diduga tentang “Kuil Yahudi” dan mengelar ritual Talmud di dekat Kubah Batu.
Insiden terbaru ini menambah ketegangan yang sedang berlangsung di Sekeliling Masjid Al-Aqsa, situs paling Kudus ketiga bagi umat Islam. Aksi terobos para pemukim Israel kerap menuai kecaman dari pejabat Palestina dan otoritas Religi.
Baca Juga:
Presiden Jokowi: Pembunuhan Ismail Haniyeh Tak Dapat Ditoleransi
Wakaf Islam, dilansir dari Antara, otoritas yang bertanggung jawab atas situs tersebut, berulang kali menyerukan intervensi Dunia Kepada mencegah serangan semacam ini yang dianggap sebagai tantangan langsung terhadap status quo situs Kudus tersebut sekaligus penghinaan terhadap Muslim di seluruh dunia.
Sejak 2003 otoritas pendudukan Israel telah memperbolehkan pemukim Yahudi Israel masuk ke kompleks Nyaris setiap hari, kecuali hari Jumat.
Israel menduduki Yerusalem Timur, yang merupakan Posisi dari masjid Al-Aqsa, selama Perang Enam Hari pada 1967 dalam sebuah langkah yang Tak pernah diakui oleh komunitas Dunia.
Masjid Al Aqsa Nyaris setiap hari menjadi sasaran serangan oleh pemukim Israel, kecuali hari Sabtu dan Minggu. Mereka berupaya Kepada sementara membagi masjid antara umat Islam dan Yahudi.
Jet Tempur Israel Bombardir Masjid
Sementara itu, pesawat tempur Israel membombardir satu masjid di Kota Gaza pada Rabu (25/10/2023) pagi, menurut TV Al Aqsa.
“Pesawat Punya Israel menyerang Masjid Hattin di Jalan Al-Jalaa,” kata laporan televisi tersebut tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Serangan terbaru itu menambah jumlah masjid yang hancur akibat Invasi Israel di Jalur Gaza menjadi 33 masjid.
Hingga kini Israel Maju-terusan menggempur Gaza setelah Grup perjuangan Palestina, Hamas, melancarkan serangan mendadak pada 7 Oktober. Akibatnya, penduduk di kantong Palestina itu terkepung total dan Tak mendapat akses ke makanan, bahan bakar dan obat-obatan.
Nyaris 7.200 orang tewas, termasuk sedikitnya 5.791 Penduduk Palestina dan 1.400 orang Israel, dalam konflik yang berlangsung sejak 7 Oktober itu. (IRN)
Baca Juga:
Israel: Penarikan Laskar Khan Younis Kepada Persiapkan Serangan Rafah