HARI kedua Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memaksimalkan penyemaian Demi mereduksi risiko bencana akibat cuaca ekstrem, dengan Pusat perhatian pada Kawasan Barat hingga Utara Jakarta.
Penyelenggaraan OMC ini BPBD DKI Jakarta bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) serta PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (PT RAI).
Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo mengatakan peningkatan curah hujan yang signifikan di Kawasan Jawa, karena terjadi peningkatan kelembapan udara di Indonesia akibat dari penguatan Monsun Asia serta fenomena seruakan dingin atau cold surge yang teridentifikasi berada pada kategori signifikan dan pengaruh dari fenomena La Nina.
“Demi Kawasan tropis, fenomena La Nina yang berstatus lemah cenderung meningkatkan curah hujan. Selain itu, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang hari ini aktif di Kawasan barat Indonesia, Berbarengan gelombang atmosfer ekuator lainnya seperti Rossby Ekuator dan Kelvin, mendukung pembentukan Mega konvektif yang berpotensi memicu hujan lebat,” terangnya melalui keterangan tertulis, Minggu (2/2).
“Kemudian, pola sirkulasi siklonik yang terdeteksi di beberapa Posisi, seperti Selat Karimata, Laut Halmahera, Laut Arafuru, hingga Samudra Hindia selatan Jawa, juga memperbesar Kesempatan curah hujan tinggi di Kawasan tersebut. Sehingga curah hujan yang tinggi dan ekstrim di beberapa Kawasan Jawa, termasuk DKI Jakarta perlu diperhatikan, terutama dalam penentuan titik-titik penyemaian,” sambungnya.
Sementara, Ketua Sub Grup Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta sekaligus Juru Bicara Penyelenggaraan kegiatan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahun 2025 Michael Sitanggangbmemastikan agar Penyelenggaraan OMC yang dilaksanakan pada dasarian pertama Februari 2025, sebagai upaya Demi mengurangi risiko bencana akibat cuaca ekstrem.
Ia juga menambahkan meskipun cuaca di Jakarta terbilang ringan, potensi bencana akibat curah hujan yang meningkat tetap menjadi perhatian.
“Potensi-potensi munculnya hujan dari skala sedang hingga lebat harus menjadi perhatian agar dapat mengurangi resiko bencana” ujarnya.
Sebagai informasi Penyelenggaraan OMC pada hari ini berlangsung satu kali sorti dengan menyemai 800 kg garam NaCl dengan ukuran partikel 30-40 micron. (H-2)