PEMERINTAH Kabupaten Garut membuka kampung Keluarga Berkualitas (KB) yang menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat.
Keberadaan kampung KB mampu menjadi inovasi, mempercepat pembangunan keluarga berkualitas yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat, baik yang berada di pesisir, pegunungan, maupun perkotaan.
Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin mengatakan, kampung keluarga berkualitas di Kabupaten Garut menekankan pentingnya peran keluarga sebagai fondasi utama pembentukan moral dan karakter anak. Pasalnya, keluarga bukan hanya sumber potensi, tetapi juga bisa menjadi sumber masalah jika tidak dikelola dengan baik. Anak-anak juga memiliki sifat nakal tapi keluarga harus mampu mendidik anak agar memiliki akhlak yang baik.
“Kami menyoroti tingginya angka perceraian di Garut. Kepada itu perlu ada regulasi yang memastikan kesiapan kehidupan pasangan sebelum menikah dengan tujuan menekan angka perceraian. Harus ada aturan yang mau nikah harus terjamin dulu kehidupannya untuk mencegah perceraian,” katanya, Selasa (22/10).
Dia berharap Kampung KB mampu menjadi inovasi, terutama untuk mempercepat pembangunan keluarga yang berkualitas. Pendekatannya disesuaikan dengan kondisi masyarakat, baik di pesisir, pegunungan dan perkotaan.
“Kondisi di lapangan tidak bisa disamaratakan antara penduduk pesisir, pegunungan dan perkotaan,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Kukuh Dwi Setiawan, mengapresiasi Kabupaten Garut sebagai salah satu daerah tercepat dalam membentuk Kampung KB. Program Kampung KB ini sudah menjadi prioritas nasional.
“Seiring dengan nomenklatur baru, tentu saja program pengembangan kampung keluarga berkualitas akan menjadi salah satu program yang akan mendapat perhatian dan menjadi prioritas,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat, Siska Gerfianti menekankan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang perannya sangat penting dalam menciptakan generasi berkualitas. Melalui pembangunan keluarga berkualitas masalah stunting dan kemiskinan ekstrem dapat diatasi.