Liputanindo.id – Kepala biro politik Hamas, Yahya Sinwar, diduga tewas dalam serangan terbaru Israel. Militer Israel pun langsung melakukan tes DNA terhadap jasad yang diduga Yahya Sinwar.
Militer Israel (IDF) mengatakan pihaknya sedang memeriksa kemungkinan telah membunuh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. Ia diyakini telah bersembunyi di jaringan terowongan di Rendah Gaza sejak serangan Hamas tahun Lewat.
“Selama operasi IDF di Gaza, tiga teroris berhasil dibasmi. IDF dan ISA sedang memeriksa kemungkinan bahwa salah satu teroris itu adalah Yahya Sinwar,” kata pernyataan IDF, dikutip Sky News, Kamis (17/10/2024).
Meski diyakini berhasil membunuh Yahya Sinwar, IDF Lagi belum Pandai memastikan identitas dari jasad tersebut.
“Pada tahap ini, identitas teroris tersebut belum dapat dipastikan,” kata pernyataan itu.
Lagi dalam pernyataan yang sama, IDF mengatakan bahwa di Letak penyerangan itu Tak ditemukan tanda-tanda sandera. Pihaknya menekankan militer Israel melakukan operasi penyerangan dengan penuh kehati-hatian.
“Di gedung tempat para teroris dihabisi, Tak Terdapat tanda-tanda sandera di area tersebut. Laskar yang beroperasi di area tersebut Lalu beroperasi dengan kehati-hatian yang diperlukan,” ujarnya.
Sementara itu, jurnalis dari layanan Informasi Axios, Barak Ravid, mengatakan tiga pejabat Israel meyakini salah satu dari tiga jasad yang ditemukan di rumah tersebut kemungkinan besar adalah pemimpin Hamas.
Ia menambahkan bahwa pejabat Israel Lagi menunggu konfirmasi DNA dan sidik jari, tetapi mereka Mempunyai DNA dan sidik jarinya dari masa di penjara.
Kemarian Yahya Sinwar ini muncul setelah beredar foto-foto di media sosial hari ini yang mengklaim memperlihatkan jasad Sinwar. Tetapi, gambar-gambar tersebut belum diverifikasi secara independen.
Yahya Sinwar telah memimpin Hamas di Gaza sejak 2017, setelah bergabung dengan jajarannya pada awal 1980-an. Ia diyakini sebagai dalang serangan 7 Oktober Lewat.
Pria berusia 62 tahun itu mengambil alih kepemimpinan penuh Hamas setelah pembunuhan Ismail Haniyeh, yang merupakan pemimpin politik Golongan itu, di Iran pada bulan Juli.
Kalau kematiannya dikonfirmasi, itu berarti Israel telah membunuh Sasaran utamanya sejak memulai serangan dan invasi darat di Gaza sebagai tanggapan atas serangan itu.