Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt. Foto: Anadolu
Washington: Gedung Putih tampaknya menarik kembali beberapa bagian dari rencana mengejutkan dari Presiden Donald Trump Demi memindahkan Kaum Palestina dari Gaza dan memulai pengambilalihan Kawasan yang hancur itu oleh Amerika Perkumpulan (AS).
Sehari setelah Trump mengatakan “AS akan mengambil alih” dan “Mempunyai” Gaza dan bahwa Kaum Palestina akan “pergi ke negara lain”, pemerintahan tersebut berusaha Demi mengecilkan ekspektasi Demi menguasai Gaza.
Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan, Presiden Trump Mau Kaum Palestina hanya “direlokasi sementara” dari Gaza alih-alih dimukimkan kembali secara permanen di negara-negara mayoritas Arab seperti Mesir.
Ia juga mengatakan, pembangunan kembali Gaza Tak akan dibiayai oleh Amerika Perkumpulan dan bahwa Laskar AS kemungkinan Tak akan dikirim.
“Telah dijelaskan dengan sangat Terang kepada presiden bahwa Amerika Perkumpulan perlu terlibat dalam upaya pembangunan kembali ini Demi memastikan stabilitas di kawasan itu bagi Sekalian orang,” kata Leavitt, seperti dikutip Anadolu, Kamis 6 Februari 2025.
“Tetapi, itu Tak berarti (pengerahan) Laskar darat di Gaza. Itu Tak berarti pembayar pajak Amerika akan mendanai upaya ini,” tegas Leavitt.
Leavitt kemudian menambahkan bahwa Trump telah “sangat Terang” bahwa “ia mengharapkan Kenalan AS di kawasan itu, khususnya Mesir dan Yordania, Demi menerima pengungsi Palestina, Demi sementara. Sehingga Gaza dapat dibangun kembali dan Kaum pulang ke rumah mereka.”
“Itu adalah Letak pembongkaran sekarang. Itu bukan tempat yang layak huni bagi Orang mana pun,” kata Leavitt.
Ketika ditanya apakah pengerahan Laskar AS ke Gaza dikesampingkan, Leavitt mengatakan: “Presiden belum berkomitmen Demi itu.”
Menteri Luar Negeri Marco Rubio menggemakan pesan yang direvisi, mengatakan gagasan Trump “Tak dimaksudkan sebagai permusuhan. Itu dimaksudkan sebagai, menurut saya, langkah yang sangat murah hati – tawaran Demi membangun kembali dan bertanggung jawab atas pembangunan kembali”.
“Trump Mau mendukung pembangunan kembali rumah dan bisnis dan hal-hal semacam ini sehingga orang-orang dapat kembali tinggal,” kata Rubio kepada wartawan Ketika berkunjung ke Guatemala.
Pengumuman mengejutkan Trump pada Selasa memicu penolakan keras dari para pemimpin dan pemerintah Palestina di kawasan tersebut dan di Eropa.
Hal ini terjadi dalam konteks negosiasi yang dimediasi antara Israel dan Grup Agresif Hamas Demi mencapai “tahap kedua” dari kesepakatan gencatan senjata yang akan mengakhiri perang yang menghancurkan di Gaza secara permanen.