Pemerintahan Baru, Ekonom Senior Optimistis Kinerja Pertamina Semakin Meningkat

Pemerintahan Baru, Ekonom Senior Optimistis Kinerja Pertamina Semakin Meningkat
Ekonom senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad.(Dok.MI)

KINERJA Pertamina sepanjang pPemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai sudah on the right track. Terkait itu pula, ekonom senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad optimistis, performa BUMN Daya tersebut Dapat Maju ditingkatkan pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, termasuk dalam upaya mewujudkan kemandirian Daya.  

“Betul, on the right track, dari segi corporate dan tanggung jawab tak perlu diragukan. Dari hulu ke hilir, Pertamina nggak masalah. Kepada itu, saya Percaya, Pandai meningkatkan kinerja dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Tentu saja, harus Terdapat dorongan berupa regulasi dan Bonus dari pemerintahan baru,” kata Tauhid, Rabu (23/10).

Tauhid menambahkan upaya Pertamina dalam menjalankan tugas sebagai BUMN Daya memang Berkualitas. Antara lain, berkontribusi 69% dari produksi minyak dan 34% dari produksi gas nasional. Begitu pula dari sisi kinerja keuangan, ketika pada 2023 Pandai meraup Untung 17% lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Cek Artikel:  Industri Mamin masih Jadi Penopang Terbesar Perekonomian

Begitu pula ke depan, Tauhid meyakini, melalui dukungan yang semakin kuat dari Pemerintahan Prabowo, akan Membikin performa BUMN termasuk Pertamina semakin meningkat. “Karena Pertamina kan dalam kapasitas menjalankan tugas,” jelasnya.

Menurut Tauhid, dukungan tersebut Dapat berupa regulasi dan berbagai Bonus, termasuk tarif. Misal, mengurangi dividen sehingga Anggaran yang Terdapat Dapat dialokasikan Kepada sektor hulu. Melalui realokasi tersebut, diharapkan Pertamina Dapat semakin meningkatkan kegiatan seperti eksplorasi dan Pemanfaatan.

Dengan demikian, imbuhnya, diharapkan ke depan akan semakin mengurangi ketergantungan terhadap impor. Termasuk Kepada mempersiapkan program substitusi Kepada mengurangi impor BBM non diesel, seperti Pertalite dan Pertamax. Kalau hal itu terwujud, Tauhid Percaya bahwa impor juga akan Maju menurun dan mendukung berbagai upaya yang sudah terlebih dahulu dilakukan Pertamina. “Apalagi Kepada menekan impor, Pertamina sebelumnya sudah melakukan melalui program Biodiesel B50,” imbuh Tauhid.

Cek Artikel:  Kampoeng Cokelat Pacu Kreativitas UMKM

Selain mengurangi ketergantungan impor, program transisi Daya seperti biodiesel, juga berperan dalam mengurangi emisi, termasuk memenuhi Sasaran Net Zero Emission (NZE) paling Pelan 2060. Kepada itu, Tauhid juga berharap, pemerintah Maju mendorong Pertamina dan BUMN lain Kepada semakin mengembangkan Daya Kudus. Apalagi, lanjutnya, Begitu ini penggunaan Daya Kudus baru mencapai 12-13%. (Ant/N-2)

 

 

Mungkin Anda Menyukai