KEMENTERIAN Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) menelusuri identitas pembuat aplikasi Koin Jagat. Permainan berburu’harta karun’ yang viral itu dilaporkan telah merusak fasilitas Standar.
“Kembali kita telusuri sih, Eksis kemungkinan itu mix (dari dalam dan luar negeri) sih. Karena kan kalau itu di webtree biasanya Niscaya mix kan. Jadi itu kita Kembali telusuri sekarang ini,” ujar Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenkraf) Irene Umar di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (15/1).
Tetapi, Irene menilai perminan Koin Jagat Dapat diarahkan ke hal positif. Asalkan penggunannya dapat menggunakannya secara bijak.
“Kalau buat saya sih semuanya Eksis baiknya yang Krusial diarahkan ke positif. Tapi sekarang kita harus ngelihat dulu sih, dikaji dengan proper dulu,” terangnya.
Selain itu, Irene memastikan Begitu ini Indonesia belum Mempunyai permainan serupa. Sejauh ini, Indonesia berkolaborasi dengan beberapa negara dalam Membangun permainan seperti Koin Jagat.
“Produk serupa belum Eksis atau Eksis karena Kagak 100 persen Indonesia. Jadi kebanyakan itu bareng-bareng,” bebernya.
Fenomena berburu koin lewat aplikasi Jagat sedang menjadi tren di kalangan masyarakat urban, khususnya Jakarta. Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta Pusat menjadi salah satu Letak yang paling sering diserbu para pemburu koin dalam sepekan terakhir.
Meski terlihat sederhana, perburuan koin melalui aplikasi Jagat Rupanya memicu Dampak Jelek pada fasilitas Standar.
Koin Jagat merupakan sebuah permainan yang menggunakan aplikasi Jagat sebagai platform utamanya. Permainan ini menyerupai konsep berburu harta karun di dunia Konkret.
Harta karun yang diburu adalah koin dengan tiga jenis, yakni emas, perak dan perunggu. Koin-koin itu harus dikumpulkan sebanyak-banyaknya oleh pengguna aplikasi, karena Dapat ditukarkan dengan hadiah Doku, berkisar dari ratusan ribu hingga puluhan juta.
Tetapi, yang menjadi tantangan adalah koin-koin tersebut diletakkan di tempat tersembunyi. Pengguna yang Mau bermain harus mengunduh aplikasi Jagat dan Membangun akun. Kemudian, matikan fitur GPS dalam ponsel.
Selain Jakarta, fitur ini Dapat diakses Kaum di sejumlah kota besar seperti Bandung, Surabaya, dan Bali. (P-5)