Liputanindo.id JAKARTA – Pemerintah membangun 846 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Lazim (SPKLU) Demi roda 4 dan 1.401 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Lazim (SPBKLU) Demi roda 2 sebagai Bentuk komitmen dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV).
“Guna memenuhi kebutuhan pengguna kendaraan listrik sebanyak 17.282 unit (roda empat) dan sebanyak 40.312 unit (roda dua), Pemerintah Lanjut mendorong pengembangan ekosistem dengan membangun 846 SPKLU Demi roda-4 dan 1.401 SPBKLU Demi Roda-2,” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam Seminar Investor Trust bertajuk ‘Membangun Ekosistem Baterai Kendaraan listrik’ di Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Baca Juga:
PLN Tampilkan Kesiapan Ekosistem EV di Indonesia pada PEVS 2024
Susiwijono Moegiarso menyampaikan, pengembangan ekosistem EV akan mendukung transformasi menuju mobilitas berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia pada Net Zero Emision dan rencana konkret Demi mempercepat dekarbonisasi.
Selain itu, Indonesia juga tengah mendorong transisi industri menuju EV, agar dapat menjadi pusat produksi kendaraan listrik.
Lebih lanjut, Sesmenko Susiwijono menekankan pentingnya percepatan ekosistem kendaraan listrik melalui kebijakan yang Konkret. Pemerintah sendiri telah mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik dengan ketersediaan pasokan tenaga listrik, infrastruktur stasiun pengisian, dan rencana integrasi platform.
Selain itu juga diperlukan adanya kerja sama yang kuat dari Seluruh pihak, termasuk pemerintah, perusahaan listrik dan otomotif, lembaga riset, dan masyarakat Lazim, Demi bersatu dalam mendukung percepatan ekosistem kendaraan listrik.
Kerja sama tersebut dapat diwujudkan dengan membangun infrastruktur pengisian daya yang luas, mendorong penelitian, dan pengembangan teknologi yang lebih Berkualitas, serta memberikan Bonus bagi konsumen Demi beralih ke kendaraan listrik. Dengan begitu, masa depan mobilitas yang berkelanjutan akan tercipta.
“Terkait dengan EV ecosystem ini pemerintah punya komitmen yang luar Normal besar, selain memandatkan di beberapa Leader’s Declaration di ASEAN dan sebagainya. Tapi Demi kepentingan kita sendiri, Berkualitas sisi supply dan demand, Pemerintah akan komitmen Demi mendukung sepenuhnya pengembangan EV ecosystem ke depan,” Terang Sesmenko Susiwijono.
Hal itu selaras dengan pernyataan Presiden RI Joko Widodo yang menyampaikan bahwa Indonesia akan menjadi produsen EV terbesar pada tahun 2027.
Ekosistem kendaraan listrik yang besar tersebut akan dibangun, mengintegrasikan nikel dengan tembaga, hingga bauksit. Integrasi ini tentunya akan memungkinkan produksi baterai Electric Vehicle (EV), baterai lithium, mencapai nilai pasar yang lebih tinggi.
Demi ini kendaraan listrik telah muncul sebagai solusi yang menjanjikan Demi mengurangi polusi udara dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Dengan baterai yang semakin canggih dan infrastruktur pengisian daya yang semakin berkembang, kendaraan listrik tentunya menawarkan Berbagai Ragam Keistimewaan, mulai dari efisiensi Kekuatan hingga pengurangan emisi gas buang.
Melalui peralihan ke kendaraan listrik, jejak karbon transportasi dapat berkurang secara signifikan. Masalah penyakit pernapasan dan polusi udara juga turut teratasi. Perkembangan kendaraan listrik juga mendorong berkembangnya Penemuan di sektor teknologi dan Kekuatan, seperti pengembangan baterai hingga sistem pengisian daya yang lebih Segera dan efisien.
Selain itu, Kesempatan baru dalam industri manufaktur, teknologi, dan jaringan pengisian daya juga akan tercipta, sehingga nantinya akan Bisa meningkatkan perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja baru.(HAP)
Baca Juga:
Penetrasi Kendaraan Listrik di Indonesia Dapat Lebih Segera, Ini Elemen Pendukungnya